Grebeg Besar Digelar di Surakarta, 2 Gunungan Ludes 1 Menit Kurang
![Grebeg Besar Digelar di Surakarta, 2 Gunungan Ludes 1 Menit Kurang Keraton Surakarta menyajikan sepasang gunungan di momen Grebeg Besar 1444 H. Sontak pengunjung pun berebut.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2024/06/18/grebeg-besar-keraton-surakarta_169.jpeg?w=650&q=90)
Acara Grebeg Besar 1957 Jimawal yang digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta menjadi ajang rebutan dua gunungan oleh warga.
Sepasang gunungan yang disajikan pada Selasa (18/6) itu terdiri dari jaler (laki-laki) dan estri (perempuan). Keduanya ludes dalam waktu kurang dari 1 menit.
Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Dipokusumo menjelaskan sepasang gunungan wajib ada dalam setiap grebeg yang diselenggarakan Keraton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Makna dari gunungan adalah dua simbol gender, laki-laki dan perempuan," kata pria yang akrab disapa Gusti Dipo itu.
ADVERTISEMENT
Gunungan jaler atau laki-laku berbentuk kerucut setinggi hampir 3 meter. Sementara gunungan estri alias perempuan berbentuk melebar dan melengkung di bagian atasnya. Di puncak dua gunungan tersebut tertanam bendera merah putih.
"Warnanya seperti bendera kita, merah putih. Warna merah melambangkan ibu, dan putih melambangkan ayah," kata dia.
Gusti Dipo menjelaskan dua gunungan dibuat dari hasil bumi yang terbagi menjadi pala kependhem (terkubur), pala kesampar (tergeletak di tanah), dan pala gumantung (tergantung di pohon).
"Pala kependhem melambangkan kehidupan sebelum kita lahir, kemudian pala kesampar yang dikaitkan dengan kehidupan kita saat ini," terangnya.
"Lalu pala gumantung itu bagaimana kita meraih kehidupan kita selanjutnya termasuk setelah kematian atau dalam Bahasa Jawa dikenal dengan istilah sangkan paraning dumadi," lanjutnya.
Dikawal korps musik
Pelaksanaan Grebeg Besar dimulai setelah Gusti Dipo memerintahkan arak-arakan untuk berangkat ke Masjid Agung Keraton Surakarta.
Korps Musik (Korsik) Prajurit Keraton Surakarta berada di barisan depan sebagai cucuk lampah disusul sembilan Bregada Prajurit yang mengawal gunungan jaler dan estri.
Di bagian belakang tampak puluhan sentana (kerabat) dan abdi dalem Keraton Surakarta. Para abdi dalem membawa ancak cantaka berisi makanan yang akan dibagikan kepada warga.
Arak-arakan berjalan menuju Masjid Agung Surakarta untuk didoakan.
Usai prosesi doa, para pengunjung langsung memperebutkan gunungan jaler di halaman Masjid Agung. Sementara Gunungan Estri dibawa kembali ke Keraton untuk diperebutkan di depan Kori Kamandungan.
Seorang wisatawan asal Semarang, Dwi Utami (29), mengaku sengaja datang untuk mengikuti kegiatan Grebeg Besar Keraton Kasunanan Surakarta. Ia mengaku senang karena berhasil merebut dua ikat kacang panjang dari gunungan jaler.
"Karena ada liburan, kemarin lihat di Instagram ada acara itu. Jadinya sekalian liburan, cari ilmu dan melestarikan budaya," tuturnya.
Kacang panjang dari gunungan tadi rencananya akan dimasak untuk dimakan bersama keluarga.
"Hari ini langsung pulang, mau dimasak. Harapannya bisa punya kebun, bisa sehat dan terus mensyukuri nikmat dari Allah," kata dia.
(syd/arh)Terkini Lainnya
Dikawal korps musik
Band Angkatan Darat Inggris Main Lagu Suwe Ora Jamu Depan Sri Sultan
Salinan 120 Manuskrip Era Sultan HB II Diserahkan Inggris ke Yogya
Sujiwo Tejo-Nasirun Capres-Cawapres, Potret Pemilu Cuma 'Main-main'
Djoko Pekik Tutup Usia, Seniman Lekra & Kontroversi Pameran di Amerika
Banjir & Longsor Landa 5 Kecamatan di Gorontalo, 1.029 Warga Terdampak
Update Longsor Tambang Emas Gorontalo: 8 Tewas, 20 Orang Hilang
Festival Kuliner Non-Halal Solo Berujung Kode Parkir Mobil Gibran
Tambang Emas di Gorontalo Longsor, 6 Tewas dan 26 Orang Hilang