yoldash.net

Harry Anggap Inggris Tak Aman, Tetap Tuntut Fasilitas Keamanan

Harry menilai Inggris Raya sudah tak aman bagi Meghan Markle dan anaknya, sementara ia ingin tetap Inggris menjadi rumah bagi dua anak mereka.
Harry menilai Inggris Raya sudah tak aman bagi Meghan Markle dan anaknya, sementara ia ingin tetap Inggris menjadi rumah bagi dua anak mereka. (AFP/Henry Nicholls)

Jakarta, Indonesia --

Harry menilai Inggris Raya kini sudah menjadi tempat yang tidak aman bagi istrinya, Meghan Markle, dan anak-anaknya, Archie dan Lilibet, terutama tanpa adanya pengamanan seperti yang ia minta.

Hal itu dinyatakan kuasa hukum Harry, Shaheed Fatima, di Pengadilan Tinggi London, Kamis (7/12), dalam rangka persidangan gugatan fasilitas keamanan pribadi oleh otoritas polisi setempat yang diajukan Harry.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam keterangan yang dibacakan oleh Fatima, seperti diberitakan AFP, Harry masih merasa bahwa Inggris adalah rumahnya. Ia juga menginginkan anak-anaknya memiliki perasaan yang sama tentang hal itu.

"Inggris adalah rumah saya. Inggris adalah inti legasi bagi anak-anak saya," ujar Fatima mengutip pernyataan Harry. "Inggris menjadi tempat yang saya inginkan bagi mereka untuk merasa di rumah, seperti kehidupan mereka saat ini di AS,"

"Namun itu tidak dapat terjadi jika tidak ada kemungkinan untuk membuat mereka aman ketika mereka berada di tanah Britania," kata Fatima melanjutkan pernyataan Harry.

"Saya tidak bisa menempatkan istri saya dalam bahaya seperti itu, dan mengingat pengalaman hidup saya, saya tidak mau sembrono untuk menempatkan diri saya di dalam keadaan bahaya seperti itu," lanjutnya.

[Gambas:Video CNN]



AFP melaporkan proses persidangan itu telah berlangsung sejak Selasa (5/12) di Pengadilan Tinggi Inggris di London. Namun publik dan media hanya diperkenankan melihat sesi pembukaan dan penutupan sidang dengan alasan keamanan.

Pada awal pernyataan yang dibacakan oleh Fatima, Harry mengatakan ia terpaksa meninggalkan Inggris karena sudah merasa tidak aman tinggal di sana. Menurutnya, alasan itu yang membuat ia pindah ke AS bersama Meghan Markle sejak 2020.

"Dengan kesedihan yang besar dari kami berdua, istri saya dan saya merasa terpaksa harus mundur dari peran ini dan meninggalkan negara ini pada 2020," ujar Fatima membacakan awal pernyataan Harry.

Kuasa hukum Harry kemudian berpendapat keputusan mencabut fasilitas keamanan pribadi untuk Duke & Duchess of Sussex sebagai tindakan "melanggar hukum dan tidak adil", merujuk pada status mereka di keluarga Kerajaan, serta kematian sang ibu Putri Diana.

Namun, kuasa hukum dari pihak pemerintah Inggris menolak tudingan Harry diperlakukan tidak adil, serta membantah anggapan ketiadaan analisis risiko yang tepat.



Perwakilan pihak Kementerian Dalam Negeri Inggris, James Eadie, menegaskan Harry tidak akan mendapatkan fasilitas keamanan seperti dulu karena sudah keputusan Harry dan keluarganya meninggalkan keluarga Kerajaan Inggris.

Pada Mei lalu, Pengadilan Tinggi London juga menolak serangkaian tuntutan hukum yang diajukan Duke of Sussex di negara tersebut, termasuk bayaran fasilitas keamanan dan peninjauan kembali atas penolakan pemerintah Inggris.

Awalnya, Harry menyatakan bersedia membayar dari kantong sendiri untuk mendapatkan perlindungan dari polisi setempat untuk dirinya bersama keluarga ketika berada di Inggris.

Namun, tawaran itu ditolak Royal and VIP Executive Committee (RAVEC), komite yang memutuskan pengamanan dari polisi untuk bangsawan dan figur publik.

Saat itu, hukum Kementerian Dalam Negeri Inggris, seperti diberitakan Variety, menyebutkan bahwa hal itu tidak dapat dilakukan karena dapat menimbulkan preseden bahwa orang kaya dapat membeli akses keamanan pribadi.

Kepolisian Metropolitan London juga menentang tawaran Harry dengan alasan bahwa hal itu akan "menghadapkan petugas polisi dalam bahaya jika pembayaran biaya dilakukan oleh individu."

(far, AFP/end)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat