Konser Coldplay di Jakarta yang (Semestinya) Paripurna
![Konser Coldplay di Jakarta yang (Semestinya) Paripurna Review konser Coldplay di Jakarta: penampilan band Inggris itu mestinya paripurna, seandainya pengendalian massa bisa memadai dan tak mengulang dosa lama.](https://akcdn.detik.net.id/visual/2023/11/16/konser-coldplay-di-jakarta-4_169.jpeg?w=650&q=90)
Menonton konser Coldplay rasanya memang layak disebut pengalaman bermusik yang wajib dicoba minimal sekali seumur hidup.
Ucapan itu awalnya terdengar lebay, tetapi ada benarnya juga saat saya akhirnya melihat sendiri aksi Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Rabu (15/11) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Coldplay dan Indonesia sama-sama menyimpan dahaga karena tak kunjung bersua sejak band itu berdiri pada 1997. Penantian lebih dari seperempat abad itu akhirnya terjawab ketika Coldplay melawat ke Jakarta dalam rangkaian Music of the Spheres World Tour.
Saya ogah menaruh ekspektasi yang biasa-biasa saja sebelum mendatangi GBK. Wajar saja, band ini punya segudang pengalaman dalam menggelar tur dengan ribuan testimoni apik dari publik.
ADVERTISEMENT
Waktu menunjukkan pukul 19.00 WIB. Saya dan puluhan ribu penonton bersiap dengan penuh antusias untuk menyambut Chris Martin, Guy Berryman, Jonny Buckland, dan Will Champion.
Sambil menunggu, saya mengamati sudut-sudut stadion yang sudah dijejali penonton. Mata saya juga tertuju pada kemegahan panggung, dengan berbagai instalasi pendukung yang selalu dibawa Coldplay sepanjang tur.
![]() |
Setelah menunggu sekitar dua jam dan sempat dihibur penampilan menawan Rahmania Astrini sebagai pembuka, alunan instrumental Music of the Spheres mulai terdengar dari panggung.
Perjalanan magis sepanjang dua jam itu pun dimulai. Coldplay membuka konsernya lewat title track Music of the Spheres berjudul Higher Power.
Panggung konser yang sejak awal sudah megah itu semakin menakjubkan ketika visual serta lighting mulai dinyalakan. Bulu kuduk saya kian bergidik melihat gelang PixMob yang terpasang di tangan 80 ribuan penonton ikut menyalakan berbagai rona.
Coldplay kemudian beralih membawakan single hit Adventure of a Lifetime (2015), Paradise (2011), hingga The Scientist (2002). Empat lagu populer band itu dengan mudah membakar semangat dan membuat penonton berjingkrak.
"Welcome everybody, assalamualaikum!" ucap Chris Martin usai membuka konser di Jakarta. Sejak awal, ia memang terbukti lihai dalam memikat hati penonton lewat kata-kata.
Ucapan demi ucapan Chris Martin itu seolah menjadi fan service yang menjaga mood dari lagu ke lagu. Ia juga begitu piawai dalam membangun chemistry dengan fan lewat banyak usaha sepanjang konser.
Vokalis Coldplay itu tidak hanya melontarkan sapaan bahasa Indonesia yang singkat, seperti "Selamat malam!" atau "Terima kasih". Ia justru melempar dua pantun berbahasa Indonesia, suatu upaya yang jarang dilakukan musisi internasional lain.
Usaha serupa berlanjut sepanjang konser. Chris Martin berusaha memangkas jarak dengan fan lewat berbagai ucapan afektif.
Kedekatan itu bak mencapai puncak ketika ia mengajak dua penggemar menyanyikan Everglow. Momen itu, bagi saya, membuktikan kemampuan Coldplay menciptakan momen yang berkesan bagi fan.
Lanjut ke sebelah..
Promotor Wajib Evaluasi
BACA HALAMAN BERIKUTNYATerkini Lainnya
Promotor Wajib Evaluasi
Susan Sameh Curhat Jadi Korban Penipuan Tiket Konser Coldplay Jakarta
Deret Konser Besar 2023 di Jakarta yang Diwarnai Kekacauan
FOTO: Coldplay Akhirnya Konser di Jakarta
Netizen Ramai-ramai Spill Kekacauan Konser Coldplay di Jakarta
Telkomsel Awards 2024 Dimulai, Pemenang Disebut Tak Cuma Modal Viral
Ghisca Penipu Tiket Coldplay Divonis 3 Tahun Penjara
Cuan Luber Konser Coldplay dan Taylor Swift Dongkrak Ekonomi Singapura
Presiden Filipina Dikecam Datang ke Konser Coldplay Pakai Helikopter