yoldash.net

Review Film: Buya Hamka

Review film Buya Hamka: Karya terbaru Fajar Bustomi itu menawarkan tontonan megah yang cukup memuaskan pada berbagai lini.
Review film Buya Hamka: Karya terbaru Fajar Bustomi itu menawarkan tontonan megah yang cukup memuaskan pada berbagai lini. (dok. Falcon Pictures via YouTube)

Jakarta, Indonesia --

Buya Hamka berhasil mengobati rasa rindu saya terhadap sajian film biopik lokal yang digarap dengan sungguh-sungguh. Karya terbaru Fajar Bustomi itu menawarkan tontonan megah yang cukup memuaskan pada berbagai lini.

Mengangkat kisah tokoh bangsa sekaliber Buya Hamka memang bukan perkara mudah. Catatan itu rasanya begitu dipahami oleh para produser.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka tak ragu mengucurkan biaya produksi fantastis, yang konon mencapai puluhan miliar. Gelontoran dana mega besar itu pun langsung terlihat dari production value yang jauh dari kata murahan.

Pilihan lokasi hingga desain set film ini diatur sedemikian rupa agar dapat menggambarkan kisah dengan latar waktu era 1940-an. Kostum para karakter juga tak terlihat terlalu modern atau kuno, sehingga memperkuat aspek visual.

ADVERTISEMENT

Saya juga menduga bahwa film ini menyalurkan dana besar untuk departemen musik dan audio. Megah tampaknya menjadi kata yang paling tepat untuk menggambarkan scoring musik sepanjang film.

Semua itu berkat tangan dingin Purwacaraka yang sudah berpengalaman menjadi penata musik selama puluhan tahun kariernya.

Buya HamkaReview film Buya Hamka: film ini tak ragu mengucurkan biaya produksi fantastis, yang konon mencapai puluhan miliar. Gelontoran dana mega besar itu pun langsung terlihat dari production value yang jauh dari kata murahan. (dok. Falcon Pictures via YouTube)

Ambisi besar proyek Buya Hamka makin terasa ketika membaca deretan aktor yang bergabung dalam film tersebut. Sejak awal, Buya Hamka sudah menjanjikan format ensemble cast yang diisi aktor hebat Indonesia.

Tengok saja Vino G. Bastian, Laudya Cynthia Bella, Donny Damara, Teuku Rifku Wikana, Verdi Solaiman, hingga Desy Ratnasari yang menjadi pemain penting dalam tiga babak cerita Buya Hamka tersebut.

Sejumlah aktor hit lain juga bergabung untuk porsi peran yang lebih kecil maupun sebagai kameo. Sebut saja Marthino Lio, Mawar de Jongh, Reza Rahadian, Mathias Muchus, Ferry Salim, Anjasmara, hingga Ayu Laksmi.

Vino G. Bastian dan Laudya Cynthia Bella yang mengisi poros utama film biopik itu berhasil menunjukkan penampilan memukau.

Vino yang berperan sebagai Buya Hamka sukses menjawab keraguan penonton dengan akting penuh pesona. Logat Minang Buya Hamka yang diucapkan Vino terasa meyakinkan, setidaknya bagi saya yang awam.

Ia juga banyak bermain dengan gestur, ekspresi, hingga intonasi yang beragam, sesuai dengan Buya Hamka 'versi' mana yang sedang dia perankan.

Ketika Buya Hamka menjadi seorang ulama, ia membawakan karakter itu sehingga terlihat cerdas dan moderat. Saat menjadi wartawan dan berhadapan dengan Belanda, sosok Buya berubah menjadi gigih dan tak gentar.

Namun ketika bersama istrinya, Vino membawa karakter Buya Hamka menjadi seorang suami romantis yang tidak ragu mencurahkan sisi rapuhnya.

Lanjut ke sebelah...

Review Film: Buya Hamka

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat