yoldash.net

333 Keramik Kuno Kapal China Kembali ke Indonesia dari Australia

Ratusan keramik kuno kapal Tek Sing asal Tiongkok yang tenggelam di perairan Bangka Belitung pada 1822 dikembalikan ke Indonesia oleh Australia.
Ratusan keramik kuno kapal Tek Sing asal Tiongkok yang tenggelam di perairan Bangka Belitung pada 1822 dikembalikan ke Indonesia oleh Australia. (dok. Australian Embassy Jakarta)

Jakarta, Indonesia --

Sebanyak 333 keramik kuno peninggalan kapal Tek Sing asal Tiongkok yang tenggelam di perairan Bangka Belitung pada 1822 dikembalikan ke Indonesia oleh pemerintah Australia.

Dalam pernyataan Kedutaan Besar RI di Canberra, benda-benda bersejarah ini ditemukan oleh Kepolisian Australia di Perth pada Agustus 2020 dalam sebuah situs penjualan daring secara ilegal.

Ratusan benda bersejarah itu kemudian secara simbolis dikembalikan oleh Menteri Seni Budaya Australia, Anthony Burke, melalui enam buah keramik kepada Dubes RI untuk Australia, Siswo Pramono, pada Rabu (17/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Benda budaya bersejarah dari Kapal Tek Sing ini akan memperkaya koleksi Indonesia dan menjadi salah satu bagian dalam mengembalikan sejumlah warisan budaya nusantara yang telah dibawa secara ilegal ke luar wilayah Indonesia," tulis pernyataan KBRI Canberra.

"Mengembalikan barang-barang ini ke Indonesia, yaitu tempat asalnya, adalah memperbaiki hal yang salah." kata Burke, dalam pernyataan yang diterima Indonesia.com.

"Barang-barang ini seharusnya tidak pernah keluar dari Indonesia dan ditawarkan untuk dijual. Barang ini milik otoritas budaya Indonesia sehingga dapat dilestarikan dengan baik." lanjutnya.

Keramik peninggalan kapal Tek Sing 1822Salah satu peninggalan keramik peninggalan kapal Tek Sing 1822. (dok. Australian Embassy Jakarta)

Menurut pernyataan pihak Australia, sebanyak lebih dari 1.600 jiwa hilang saat kapal Tek Sing asal China karam di Selat Gaspar, antara Pulau Bangka dan Pulau Belitung, pada 1822.

Peristiwa yang dikenal sebagai Titanic of the East tersebut juga membuat sekitar 350 ribu porselen biru dan putih asal China hilang.

Puing-puing kapal Tek Sing kemudian ditemukan oleh penyelam Inggris pada 1999. Namun sebagian besar porselen "dilelang di seluruh dunia".

"Banyak keramik dari ekspedisi penyelamatan awal disita oleh Pemerintah Australia dan dikembalikan kepada Indonesia pada 2001. Sekarang - tepat 200 tahun setelah kapal tenggelam - kami mengembalikan lebih banyak lagi," tulis pemerintah Australia.

KBRI di Canberra menyebut pengembalian ini merupakan ketiga kalinya usai tengkorak Dayak dan Asmat pada 2006 dan 2018.

[Gambas:Video CNN]

Gif banner Allo Bank

(end/end)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat