yoldash.net

Shia LaBeouf Cari Rehabilitasi usai Digugat terkait Kekerasan

Aktor Shia LaBeouf mencari rehabilitasi untuk masalah psikologis dan kecanduan alkohol di tengah dugaan kekerasan terhadap mantan kekasihnya, FKA Twigs.
Aktor Shia LaBeouf mencari rehabilitasi untuk masalah psikologis dan kecanduan alkohol di tengah dugaan kekerasan terhadap mantan kekasihnya, FKA Twigs. (AFP/Phillip Faraone)

Jakarta, Indonesia --

Aktor Shia LaBeouf sedang mencari pusat rehabilitasi untuk mengatasi masalah psikologis dan kecanduan alkohol di tengah dugaan kekerasan yang ia lakukan terhadap mantan kekasihnya, FKA Twigs.

"Shia memang membutuhkan bantuan dan dia tahu itu. Kami terus mencari perawatan bermakna, intensif, dan sabar dalam jangka panjang yang benar-benar ia butuhkan," ujar pengacara Labeouf, Shawn Holley, kepada Variety.

Kondisi kejiwaan LaBeouf menjadi sorotan setelah FKA Twigs mengajukan gugatan atas tuduhan kekerasan seksual ke Pengadilan Tinggi Los Angeles pada awal Desember lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Shia LaBeouf menyakiti perempuan. Ia memperdaya mereka. Dia melakukan kekerasan terhadap mereka, baik secara fisik maupun mental. Dia berbahaya," demikian kutipan surat gugatan FKA Twigs.

Musisi bernama lahir Tahliah Barnett itu kemudian menjelaskan bahwa ia dan LaBeouf berkencan pada 2018-2019, setelah bekerja sama dalam film Honey Boy.

ADVERTISEMENT

Selama periode tersebut, FKA Twigs mengaku bahwa ia sering menjadi korban kekerasan, contohnya saat mereka liburan untuk merayakan Hari Valentine pada 2019.

Pada satu waktu, FKA Twigs terbangun dan mendapati LaBeouf berada di atasnya. LaBeouf kemudian mencengkeram tangan FKA Twigs, kemudian mencekiknya.

Selain itu, LaBeouf juga disebut sangat posesif. Ia kerap cemburu dengan mantan tunangan Barnett, Robert Pattinson.

Lebih jauh, Barnett juga menuding LaBeouf menularinya penyakit seksual.

LaBeouf kemudian memberikan pernyataan kepada The New York Times bahwa tidak semua tudingan dalam surat gugatan itu benar.

"Saya tidak berada di posisi untuk memberi tahu siapa pun bagaimana perilaku saya memengaruhi mereka. Saya tak punya alasan untuk kecanduan saya terhadap alkohol atau agresi, hanya rasionalisasi," tulis LaBeouf.

"Saya selalu melakukan kekerasan terhadap diri saya sendiri dan semua orang di sekitar saya selama bertahun-tahun. Saya punya sejarah menyakiti orang-orang yang dekat dengan saya. Saya malu dengan sejarah itu dan meminta maaf kepada semua yang terluka. Tak ada lagi yang dapat saya katakan."

(has/has)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat