yoldash.net

London Bersiap Atasi Ancaman Kepunahan Kelab Musik

Dikhawatirkan, penutupan kelab musik dapat mengancam keberadaan musisi-musisi baru di London hingga lima tahun ke depan.
Ilustrasi kelab musik. (CNNIndonesia GettyImages/tfoxfoto)

Jakarta, Indonesia -- Sama seperti populasi hewan langka, keberadaan panggung musik, khususnya kelab-kelab musik kecil, juga di ujung kepunahan. Tidak hanya di Indonesia, yang lebih gawat kepunahan kelab musik malah sudah mulai terjadi di London, Inggris, salah satu basis industri musik dunia.

Kepunahan kelab musik patut menjadi keprihatinan, karena bisa mengancam regenerasi musisi masa depan.

Dilansir dari The Independent, pada awal pekan ini, sebanyak 50 kelab musik kecil di London tutup dalam delapan tahun terakhir. Kelab musik yang tutup rata-rata diakibatkan masalah keuangan, perizinan, kritik dari masyarakat sekitar dan uzurnya usia bangunan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga akhirnya, pemerhati musik membuat Rencana Penyelamatan Kelab Musik Akar Rumput yang dimulai pada Senin (19/10). Rencana ini meliputi penyelamatan kelab musik 12 Bar Club di London, yang sempat menjadi panggung pertama bagi Adele, The Libertines dan Jeff Buckley.

Tutupnya 12 Bar Club tahun ini ternyata juga diikuti oleh Madame Jojo dan Marquee Club.

Banyak yang kecewa dengan rencana penutupan 12 Bar Club. Bagi para pecinta musik, kelab ini sangat bersejarah, karena dianggap sebagai tempat lahirnya industri musik di Inggris. Rolling Stones dan The Kinks pernah tampil dan merekam karyanya di sini.

Sebenarnya sejak awal tahun ini, 12 Bar Club sudah ancang-ancang hendak ditutup. Namun banyak musisi, seperti Pete Townshend dan Marc Almond, membuat petisi untuk menyelamatkan keberadaannya.

"Semua orang ingin mempertahankan kelab musik ini karena sejarahnya," kata Jeff Horton, direktur 100 Club, mengenai kelab-kelab musik yang akan ditutup.

"Secara garis besar, kelab-kelab musik ini sangat berpengaruh bagi perputaran ekonomi di London," lanjut Horton.

Sebelumnya, terdapat sekitar 136 kelab musik di London. Namun hingga 2007, yang masih beroperasi hanya tinggal 88 kelab musik.

Horton, yang telah mengoperasikan 100 Club selama tiga dekade mengatakan, keberadaan kelab musik di London di ambang kehancuran dalam beberapa tahun terakhir.

"Ini isu yang sangat besar. Tapi kita masih dapat mengubah situasi menjadi seperti semula," ujar Horton.

Selama ini, perputaran uang di industri musik Inggris Raya telah mencapai US$4,6 triliun. Tentu saja regenerasi musisi diperlukan, agar perputaran tersebut terus terjadi.

Namun penutupan kelab musik dapat mengancam keberadaan musisi-musisi baru hingga lima tahun ke depan.

Wali Kota London, Boris Johnson, telah membuat komisi khusus penyelamatan kelab musik yang dipimpin oleh Mark Davyd, pencetus Rencana Penyelamatan Kelab Musik Akar Rumput.

"Setiap malam London menyuguhkan sekitar 180 band baru yang tampil di 60 kelab musik. Hiburan ini bisa dinikmati oleh seluruh orang. Kami ingin mereka tetap bisa menyaksikannya," kata Davyd.

"Mari kita tanggulangi kepunahan kelab musik ini. Seluruh pelaku industri musik perlu turun tangan," lanjut Davyd.

Beberapa poin dari Rencana Penyelamatan Kelab Musik Akar Rumput ialah menekan harga sewa dan memudahkan pengurusan perizinan.

"Selama ini untuk mengoperasikan kelab musik memang membutuhkan biaya yang sangat besar. Hal ini semakin mengkhawatirkan," ujar Davyd.

Selain Rencana Penyelamatan Kelab Musik Akar Rumput, pejabat pemerintahan London juga sedang menggodok rencana pembangunan lokasi khusus hiburan malam, agar warga sekitar tidak ada lagi yang merasa terganggu dengan bisingnya aktivitas di kelab musik yang memang beroperasi pada malam hari.

Frank Turner, musisi yang tampil dalam Olimpiade 2012, turut mendukung rencana penyelamatan kelab musik dari kepunahan.

"Tidak hanya industri musik yang mati perlahan, Inggris Raya juga akan kehilangan kebudayaannya," kata Turner.

Jika London sudah mulai bersiap diri menyelamatkan keberadaan kelab musiknya, bagaimana dengan Indonesia? (ard/vga)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat