Deg-degan Turis di Kapal Wisata Kala Gerombolan Paus Pembunuh Menyapa
Penumpang kapal wisata yang sedang berlayar di perairan pusat kota Vancouver, Kanada, dikejutkan dengan kedatangan segerombolan orca atau paus pembunuh, yang kebetulan tengah berenang di sekitar sana.
Video yang dibagikan oleh False Creek Ferries-sebuah perusahaan feri wisata di Vancouver, beredar luas di media sosial.
Insiden yang terjadi pada Senin (25/11) waktu setempat tersebut terekam dalam video, memperlihatkan empat ekor paus pembunuh-yang juga dikenal sebagai paus pembunuh Bigg, berenang dalam jarak 3 meter dari kapal feri.
Kawanan orca itu terlihat meluncur tenang, tanpa membuat cipratan air. "Mereka sangat lucu, mereka hewan favorit saya," ujar salah seorang penumpang kapal.
Jack Hemsworth, kapten feri yang bertugas menyeberangkan kapal dari West End di Vancouver ke Pantai Kitsilano, berkata bahwa kejadian tersebut "tampak sungguh tidak nyata" kepada penyiar lokal CityNews. "Saya harus memindahkan kapal ke posisi netral, dan melaju tepat di depan mereka."
Diketahui satu di antara gerombolan paus itu adalah induk paus pembunuh berusia 26 tahun. Ia dikenal oleh para ahli sebagai T35A atau Lester, dan menjadi satu di antara lebih dari 300 ekor paus paus pembunuh yang dikatalogkan oleh Departemen Perikanan dan Kelautan Kanada.
Ia terlihat bersama tiga anaknya di False Creek, tak jauh dari Sunset Beach yang populer.
"Anda tidak benar-benar berada di dekat hewan sebesar itu sepanjang waktu dan dapat membicarakannya," kata Hemsworth. "Sungguh gila melihat seberapa besar mereka sebenarnya, karena mereka lebih besar dari kapal."
Paus pembunuh sendiri diketahui sementara dapat tumbuh hingga sepanjang 26 kaki. Ini bukan pertama kalinya bagi kapten kapal itu bertemu langsung dengan makhluk besar tersebut. Pada tahun 2019, kapalnya pernah mendekati sekelompok makhluk itu di tempat yang hampir sama.
Seorang profesor konservasi satwa liar di University of Cumbria, Inggris, bernama Volker Deecke berpendapat bahwa satu hingga dua penampakan paus orca setiap tahunnya adalah hal umum yang bisa terjadi di daerah Vancouver.
"Di satu sisi, mereka selalu tinggal di sana, jadi kita tidak perlu heran bahwa mereka merebut kembali tempat perburuan lama mereka," ujar Deecke dalam sebuah wawancara telepon pada Selasa (26/11), melansir Stuff.
Meski begitu, tetap saja manusia jarang melihat paus-paus itu di sana-bahkan lebih jarang lagi bagi mereka bisa tertangkap kamera, karena paus pembunuh adalah pemburu yang lebih suka bersembunyi, menurut para ahli.
[Gambas:Youtube]
Deecke yakin paus pembunuh dalam video yang tersebar luas itu sedang memburu mangsa, kemungkinan besar adalah anjing laut pelabuhan.
Sementara paus pembunuh yang tinggal di Samudra Pasifik Utara dapat bersuara saat berburu salmon, paus pembunuh yang berburu mamalia seperti dalam video terlihat mengoordinasikan penyergapan diam-diam dengan menyelinap mendekati mangsanya, kata Deecke.
Mereka biasanya menyelam di bawah air selama 10 hingga 15 menit dan hanya muncul ke permukaan untuk mengambil udara. "Jika Anda tidak mencari mereka, Anda tidak akan menemukan mereka," tambah Deecke.
Meski semua populasi paus pembunuh dilindungi berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Mamalia Laut, mereka tetap dapat menghadapi berbagai ancaman, termasuk perburuan komersial, pemusnahan, hilangnya habitat, hingga keterbatasan makanan.
Bagi Deecke, penampakan paus-paus pembunuh di False Creek merupakan tanda bahwa ekosistem mulai pulih, begitu juga dengan populasi anjing laut pelabuhan yang membaik di area tersebut.
"Sangat menggembirakan melihat mereka merasa nyaman masuk ke perairan ini," kata Deecke.
Selama 5 tahun terakhir, ratusan insiden tabrakan perahu telah menjadikan paus pembunuh sebagai tersangka yang kejam. Adapun, sejak 2020, populasi paus pembunuh Iberia di lepas pantai Spanyol, Portugal, dan Maroko telah menabrak sedikitnya 673 kapal.
Namun, para ahli telah merilis laporan yang menjelaskan perkiraan mereka bahwa tabrakan-sering kali menyebabkan tenggelamnya kapal, ialah ulah orca muda yang terkadang menganggap perahu sebagai mainan dan bermain-main di sana.
"Orang-orang telah hidup di sekitar paus pembunuh selama berabad-abad dan ribuan tahun. Mereka tidak akan mengira manusia atau kapal sebagai mangsa," ujar Deecke.
"Jangan dekati mereka. Perlakukan mereka seperti Anda memperlakukan beruang hitam atau beruang grizzly, beri mereka ruang dan perlakukan mereka dengan hormat," ucap Deecke memperingatkan.
(aur/wiw)