yoldash.net

Rentan Dialami Ibu Pascamelahirkan, Apa Itu Baby Blues Syndrome?

Istilah baby blues syndrome kini ramai diperbincangkan dan dikaitkan dengan kasus Polwan Mojokerto. Apa itu baby blues syndrome?
Ilustrasi. Istilah baby blues syndrome kini ramai diperbincangkan dan dikaitkan dengan kasus Polwan Mojokerto. (iStock/M Stock)

Daftar Isi
  • Baby blues syndrome
  • Beda dengan postpartum depression
    • Periode
    • Tingkat keparahan gejala
Jakarta, Indonesia --

Polwan Mojokerto Briptu FN ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembakaran suaminya. Netizen berpendapat ia mengalami sindrom baby blues.

Apa itu baby blues syndrome yang dikaitkan netizen dengan polwan Mojokerto tersebut?

Briptu FN ditahan di tempat khusus karena ketiga buah hatinya yang masih balita. Anak pertama berusia 2 tahun dan dua bayi kembar berusia 4 bulan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena yang bersangkutan mengingat memiliki tiga anak balita yang harus dirawat sehingga ada hak eksklusif anak di situ sesuai aturan perundang-undangan," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (10/6).

Melihat apa yang dialami Briptu FN dan anak-anak yang masih kecil, ada yang berpendapat tindakan pembakaran terhadap sang suami berkaitan dengan baby blues syndrome.

ADVERTISEMENT

Baby blues syndrome

Seperti dilansir dari Healthline, baby blues syndrome merupakan periode singkat pascamelahirkan yang penuh dengan rasa sedih, cemas, stres dan mood berubah-ubah (mood swing).

Sekitar 80 persen ibu pascamelahirkan mengalami baby blues syndrome.

Gejala baby blues bisa dimulai 2-3 hari setelah bayi lahir. Biasanya baby blues hilang dengan sendirinya dalam 10-14 hari.

Berikut gejala baby blues syndrome yang dikaitkan netizen dengan polwan Mojokerto:

- sedih mendalam dan bisa sampai menangis tanpa alasan jelas atau ada pemicu kecil;
- perubahan suasana hati atau mudah tersinggung;
- merasa tidak ada ikatan atau bonding dengan bayi;
- kehilangan sebagian dari kehidupan lama misal, kebebasan pergi bersama teman;
- khawatir akan kesehatan dan keselamatan bayi;
- gelisah atau insomnia padahal kelelahan;
- sulit berpikir jernih atau sulit membuat keputusan.

Beda dengan postpartum depression

Young mother and daughter look out the window during a self-isolation quarantineIlustrasi. Baby blues berbeda dengan depresi postpartum. (iStockphoto/logolis)

Ada masalah lain yang juga membayangi ibu pascamelahirkan, yakni postpartum depression.

Postpartum depression atau depresi postpartum dan baby blues syndrome sekilas sama. Namun, ada dua perbedaan mendasar.

Periode

Baby blues biasanya paling lama bertahan selama 14 hari. Namun, jika dialami lebih dari 14 hari, bisa dicurigai mengarah ke depresi postpartum.

Selain itu, baby blues dialami segera setelah melahirkan. Sementara itu, depresi postpartum bisa dialami beberapa minggu atau bulan usai melahirkan.

Lihat Juga :

Tingkat keparahan gejala

Gejala baby blues tidak akan sampai memengaruhi kualitas hidup ibu. Sebaliknya, depresi postpartum bisa sangat berpengaruh bahkan menurunkan kualitas hidup ibu.

Gejalanya pun lebih persisten dan tidak hilang dengan sendirinya. Ibu memerlukan bantuan tenaga profesional.

Demikian penjelasan mengenai baby blues syndrome. Semoga membantu.

(els/asr)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat