yoldash.net

Overtourism atau Bukan, Bali Harus Berbenah

Bali belakangan menjadi sorotan karena dianggap mengalami overtourism, tapi klaim itu dibantah, karena yang terjadi adalah ketidakmerataan penyebaran wisatawan.
Pantai Kuta, Bali, tampak dipenuhi wisatawan. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Jakarta, Indonesia --

Overtourism telah menjadi isu global di sejumlah destinasi wisata dunia. Belakangan, banyak di antara destinasi-destinasi di dunia mulai berbenah dan bikin aturan demi mengurangi overtourism.

Bali salah satu destinasi yang disorot dan dianggap memiliki masalah overtourism. Setidaknya itu yang dinilai media asing seperti International dan Channel News Asia (CNA).

Menurut International, Bali adalah salah satu destinasi wisata dengan overtourism terburuk pada 2023, sedangkan CNA membahas tantangan baru Bali karena overtourism, yang berakibat suasana di Pulau Dewata tidak lagi sesantai dan sebebas dulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sorotan tentang Bali yang overtourism tidak serta-merta diamini pejabat-pejabat di Indonesia. Meski mengakui ada penumpukan wisatawan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, salah satu orang yang menolak Bali disebut overtourism.

"Ini belum overtourism, tapi Bali (bagian) selatan memang terlihat peningkatan beban yang cukup signifikan karena semua terpusat hanya di Nusa Dua dan Bali selatan," ujar Sandiaga di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Jumat (19/4).

Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun juga tidak setuju apabila Pulau Dewata dianggap mengalami overtourism. Menurut Pemayun, jumlah kamar yang tersedia dan jumlah daerah tujuan wisata di Bali, masih bisa mengakomodir kunjungan wisatawan.

"Kita tidak mengatakan Bali itu overtourism. Jika dilihat dari data jumlah kamar yang tersedia masih mengakomodir kunjungan wisata. Hanya persoalannya di jalan saja, agar tidak terjadi kemacetan," ungkap Pemayun, seperti dikutip dari Detik.

Tapi, sebelum melanjutkan, barangkali tak ada salahnya mengetahui apa makna dari istilah overtourism. Organisasi Pariwisata Dunia (The World Tourism Organization, UNWTO), mendefinisikan overtourism sebagai dampak pariwisata pada suatu destinasi atau bagiannya, yang secara berlebihan memengaruhi persepsi kualitas hidup warga lokal atau kualitas pengalaman wisatawan yang berkunjung secara negatif.

Di sisi lain, Pakar Pariwisata sekaligus Guru Besar Universitas Udayana di Bali, I Putu Anom, berpendapat, secara umum Bali belum overtourism. Dia mengambil contoh ketika peak season, hanya Bali bagian selatan yang ramai.

"Mulai dari Sanur, Kuta, Nusa Dua, termasuk Ubud ramai lah. Kami kan juga punya daerah-daerah lain, ada akomodasi di Bali Timur, Bali Utara, Bali Barat, itu kan belum (ramai). Jadi tidak bisa dikatakan overtourism," kata I Putu Anom kepada Indonesia.com.

"Kalau dilihat dari yang dibilang overtourism, ada memang Desa Wisata Penglipuran itu, pada momen-momen tertentu, banyak sekali kunjungannya. Itu pun dibilang overtourism, tapi kan itu hanya daerah wisata saja. Tinggal mengatur sirkulasinya saja," lanjutnya.

Dia menilai, yang terjadi di Bali adalah karena kelemahan infrastruktur, di mana semua aktivitas dan semua konsentrasi lebih banyak di Bali Selatan sehingga kelihatan begitu padat dan dianggap orang sebagai overtourism.

Lokasi Bandara I Gusti Ngurah Rai berada di Bali selatan, demikian pula restoran, resort, dan hotel-hotel mewah yang terletak di Nusa Dua, Kuta Utara, Kuta Tengah, dan Kuta Selatan, yang merupakan bagian dari Bali selatan. Pelabuhan Benoa yang jadi tempat penyeberangan dari Tiga Gili di Lombok juga berada di Bali selatan.

"Kondisi macet di Bandara, ketika orang angkat koper begitu jadi jalan kaki dari tol, itu kan kesalahan pengaturan, bukan overtourism. Banyak wisatawan yang tidak beretika juga tidak bisa dijadikan kriteria overtourism," ucapnya.

"Jadi bukan overtourism namanya, ketidakmerataan. Jadi dikira macet itu karena wisatawan, padahal karena fasilitas itu kurang, bandara kami masih kurang, infrastruktur masih kurang. Jumlah penduduk banyak di Bali Selatan, tidak seimbang. Orang urbanisasi ke Bali Selatan," tambahnya.

Pembangunan Hotel di Bali Dinilai Sudah Berlebihan

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat