yoldash.net

Ahli Kritik Rencana Jerman Legalkan Ganja: Bahaya bagi Remaja

Ahli terkait kecanduan narkoba mengkritik rencana Jerman untuk melegalkan ganja. Langkah pelegalan ini dinilai berbahaya bagi remaja.
Ilustrasi. Ahli menilai rencana Jerman untuk melegalkan ganja bisa membahayakan remaja. (iStockphoto/waraphorn-aphai)

Jakarta, Indonesia --

Ahli terkait kecanduan narkoba mengkritik rencana Jerman untuk melegalkan ganja. Langkah pelegalan ini dinilai berbahaya bagi remaja.

Berdasarkan salah satu Undang-Undang Narkoba paling liberal di Eropa, mulai 1 April, orang dewasa di Jerman bakal diizinkan membawa hingga 25 gram ganja kering dan menanam hingga tiga tanaman ganja di rumah.

"Menurut pandangan kami, undang-undang yang tercantum merupakan sebuah bencana," ujar Katja Seidel, seorang terapis di pusat kecanduan narkoba di Berlin, dikutip dari AFP, Sabtu (30/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akses terhadap produk ini [ganja] akan lebih mudah, citranya akan berubah dan menjadi lebih normal, terutama di kalangan anak muda," kata Seidel.

Seidel memperkirakan bakal terjadi peningkatan penggunaan ganja setidaknya pada tahap awal.

ADVERTISEMENT

Pemerintah mengatakan dekriminalisasi ganja akan berimbas pada pasar gelap dan mengurangi penyebaran ganja yang terkontaminasi.

Menteri Kesehatan Karl Lauterbach mengakui ganja bisa "berbahaya", terutama bagi orang berusia di bawah 25 tahun yang mana otaknya masih berkembang.

Pakar medis mengatakan penggunaan ganja di kalangan anak muda dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf pusat. Hal itu dapat menyebabkan peningkatan risiko psikosis dan skizofrenia.

Adapun Lauterbach telah menjanjikan kampanye besar-besaran untuk mendidik generasi muda tentang risiko kesehatan dan meningkatkan program pencegahan.

Kendati demikian, masih belum jelas berapa banyak dana yang akan dikucurkan pemerintah dan seberapa efektif hal tersebut.

Undang-Undang baru ini memiliki beberapa perlindungan untuk melindungi generasi muda, termasuk larangan merokok ganja dalam jarak 100 meter dari sekolah, taman kanak-kanak, taman bermain atau pusat olahraga.

Jangkau anak muda

Seidel bekerja di organisasi rehabilitasi narkoba Tannenhof Berlin-Brandenburg. Ia merupakan satu dari dua staf yang mengunjungi sekolah-sekolah di ibukota dan sekitarnya untuk berbincang dengan anak muda tentang kecanduan dan pencegahan narkoba.

Menurutnya, perlu setidaknya 10 staf untuk menjangkau seluruh siswa di wilayah tersebut.

Pusat Pencegahan Kecanduan di Berlin, yang dikelola oleh pemerintah setempat, juga menginginkan lebih banyak sumber daya yang dicurahkan untuk meningkatkan kesadaran.

"Seharusnya siswa tidak mengetahui bahaya konsumsi ganja secara kebetulan," kata Janis Schneider, yang bekerja di Pusat Pencegahan Kecanduan tersebut.

Menteri Kesehatan Lauterbach telah berjanji bahwa kampanye pemerintah akan menjelaskan, misalnya, "Anak-anak dan remaja yang mulai merokok ganja mempunyai peluang yang jauh lebih kecil untuk lulus sekolah menengah atas".

Pusat pendidikan kesehatan federal, yang terkait dengan Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa mereka akan "mengemban tanggung jawabnya dengan memperluas penawaran pencegahannya".

Kendati demikian, kampanye media yang direncanakan belum meyakinkan para kritikus.

"Hal ini tidak sejalan dengan mereka, itu tidak akan pernah berhasil," jelas juru bicara organisasi Tannenhof Berlin-Brandenburg, Boris Knoblich.

"(Cara) yang berhasil adalah ada seseorang yang masuk, ngobrol dengan mereka sambil ngopi, tanpa ada guru di sana," terang dia.

Sementara itu, negara bagian selatan Bavaria tengah menguji kursus pelatihan online bagi para guru tentang bagaimana membicarakan topik tersebut di kelas.

Perlengkapan pencegahan

Staf dari organisasi Tannenhof membawa perlengkapan pencegahan saat kunjungan sekolah di Berlin.

Perlengkapan yang dimaksud ialah koper hijau berhiaskan daun ganja yang berisi lembar informasi, permainan dan materi kegiatan.

Para siswa diminta untuk memasukkan bola berwarna ke dalam dua tabung yang mewakili argumen mendukung dan menentang penggunaan ganja.

Hal ini menghasilkan representasi visual dari dampak negatif penggunaan ganja lebih besar ketimbang dampak positifnya dalam jangka panjang.

"Kami menghabiskan setidaknya tiga jam bersama mereka dalam suasana santai. Hal ini memungkinkan siswa untuk tidak melakukan sensor diri," ungkap perwakilan Tannenhof Berlin-Brandenburg, Pascal Noack.

Menurut statistik resmi pada 2021, sebanyak 8,8 persen orang dewasa berusia 18-64 tahun di Jerman mengaku mengonsumsi ganja setidaknya sekali dalam 12 bulan terakhir. Di antara orang yang berusia 12-17 tahun, jumlah tersebut meningkat hampir 10 persen.

(pop/pua)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat