Bagaimana Mengatasi Iman yang Sedang Turun?
Selama bulan Ramadhan 2024, Indonesia.com menghadirkan program Tanya Jawab Seputar Islam atau TAJIL. Pada episode ke-13 kali ini, TAJIL membahas tentang keimanan.
Tanya:
Bagaimana seseorang mengatasi keimanan yang sedang turun?
Jawab:
Ketua MUI DKI Jakarta KH Muhammad Faiz Syukron Makmun
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kita sering mendengar terkait dengan iman yang naik turun. Iman yang bertambah dan berkurang. Sejatinya iman itu dimaknai dengan dua hal. Yang pertama adalah Al-iman Al-haqiqi, keyakinan yang bersemayam di dalam hati setiap orang akan Ketuhanan Allah, akan Keesaan Allah. Keyakinan bahwa Allah yang Maha Mengatur, Allah yang Maha Kuasa, Allah yang Maha Pemberi Rezeki, dan begitu seterusnya seperti yang kita kenal dalam Al-Asmaul Husna.
Iman yang kedua kata guru saya itu adalah Al-Iman Almajazi. Iman yang tercermin pada amal perbuatan setiap orang. Oleh karenanya, di dalam hadis misalnya Rasulullah SAW mengatakan bahwa iman itu lebih dari 70 tingkatan.
Yang paling tinggi adalah pernyataan seseorang akan kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illallah. Sementara yang paling rendah itu adalah menyingkirkan duri yang menghalangi orang di jalanan ramai. Tingkatan iman yang dimaksud Rasulullah adalah buah dari keimanan kita kepada Allah. Semakin kita beriman kepada Allah seharusnya dibuktikan dengan semakin banyaknya ketaatan kita kepada Allah.
Semakin kuat iman yang bersemayam di dalam diri kita, maka kita semakin takut dan khawatir apabila mengerjakan apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Oleh karena itu saat iman turun dalam artian ketaatan kita kepada Allah turun, maka tidak ada obat yang lebih mujarab daripada kita kembali kepada Allah dengan membaca Al-Qur'an, dengan melakukan istighfar, dengan kemudian bertaubat, dengan mendekatkan diri kepada majelis-majelis ilmu, kepada masyarakat-masyarakat yang saleh yang bisa mengembalikan kita kepada ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.