Tak Hanya Korban, Bahaya Bullying Juga Mengintai Pelaku
Dampak bullying bagi korban dan pelaku bisa dirasakan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak bullying bagi korban bisa sampai pada pikiran bunuh diri (suicidal thought), sedang pada pelaku, bullying bisa mengarah pada tindakan kriminal.
Apa itu bullying? Perundungan atau bullying berbeda dengan bercanda biasa atau perilaku agresif.
"Bully itu kan dari [kata bahasa Inggris yang berarti] ancaman, pengancaman. Suatu ancaman yang dilakukan ke orang lain yang umumnya lebih lemah, beda level psikologis, bisa dari besar ke kecil, kuat ke lemah. Biasanya kondisi korban atau yang dibully itu lebih lemah atau rendah dari pelakunya," kata psikolog klinis anak dan remaja Nisfie Hoesein.
Dalam wawancara terpisah, Monica Sulistiawati, psikolog klinis anak dan remaja, menuturkan suatu tindakan termasuk bullying selain ada ketidakseimbangan kekuatan juga dilakukan berulang dan disengaja.
Bentuk agresivitas dan bercanda, lanjut dia, ada kemungkinan pelaku dan korban punya kekuatan yang sama dan belum tentu terjadi berulang.
Dampak bullying bagi korban
Ilustrasi. Berikut ini dampak bullying bagi anak yang jadi korban. (iStockphoto) |
Dampak bullying bagi korban umum yang jadi sorotan. Monica berkata dampak ini bisa sangat subjektif atau berbeda antara satu korban dengan korban lain.
Akan tetapi, dampak bullying bagi korban, terutama dampak jangka pendek adalah korban cemas dan takut. Korban bisa cemas dan takut bertemu dengan pelaku dan bisa juga takut ke sekolah karena khawatir dibully lagi. Bullying bisa dibilang mempengaruhi kesehatan mental korban.
"Kalau pun bully-nya sudah tuntas, anak enggak sekolah lagi, tapi ini jadi trauma bagi anak. [Ini] bisa mempengaruhi hidup anak hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan," jelas Monica.
Bullying bisa saja dialami saat kecil tapi ketika dewasa, rasa sakit dan trauma bisa muncul kembali. Pengalaman Monica, ada seorang klien berusia sekolah menengah atas yang masih merasakan dampak bullying sewaktu sekolah dasar.
Bullying mengganggu interaksi sosial anak termasuk anak jadi over sensitif, cenderung paranoid, people pleaser, cemas berlebihan kalau melakukan sedikit kesalahan.
Kemudian dari sisi akademis, anak susah fokus belajar, nilai cenderung rendah, dan anak cenderung merasa dirinya tidak berdaya, tidak berharga.
Dia berkata dampak bullying bagi korban juga bisa sampai pada suicidal thought (pikiran bunuh diri) atau sampai pada tahap mengakhiri hidup. Di Indonesia, kata dia, dampak bullying umumnya perilaku pasif-agresif hingga bunuh diri.
Sementara di luar negeri, korban melampiaskan kemarahannya dengan menyakiti orang lain. Tidak heran ada sejumlah kasus penembakan massal di mana pelaku menembaki orang lain secara acak.
"Korban saking marahnya, tapi enggak tau mau mengekspresikannya gimana. Dia melapor tapi justru lingkungan enggak kondusif. Bisa juga malah menyalahkan dengan 'Kenapa enggak membela diri?', 'Kenapa enggak lari?'. Bukan enggak mungkin dia melampiaskan marahnya dengan menyakiti orang dengan sembarangan," jelas Monica.
Simak artikel selengkapnya di halaman berikut...