yoldash.net

Trending di TikTok, Apa Itu Girl Math?

Ada tren baru di TikTok yang disebut "Girl Math." Apa itu girl math?
Ada tren baru di TikTok yang disebut

Jakarta, Indonesia --

Ada tren baru di TikTok yang disebut "Girl Math." Apa itu girl math?

Girl Math melibatkan para perempuan yang membenarkan pembelian dan kebiasaan belanja mereka.

Misalnya, membeli apa pun di bawah US$5 itu dianggap gratis; jika saya mengembalikan barang yang telah saya beli, itu dianggap "menghasilkan uang;" membayar sesuatu dengan Venmo (metode pembayaran online) gratis jika saya sudah memiliki uang di akun Venmo saya untuk membayarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak satu pun dari alasan-alasan ini yang masuk akal dan merupakan alasan untuk mendorong pembelanjaan yang sembrono.

Namun ada hal lain yang dipromosikan oleh "Girl Math" yaitu untuk mengubah stereotip bahwa perempuan tidak pandai matematika dan karena itu tidak pandai dalam hal uang.

Stereotip bahwa perempuan tidak pandai mengelola uang mempunyai akar sejarah dan budaya yang dalam.

Di masyarakat, perempuan secara historis hanya melakukan peran rumah tangga dan tidak diberi akses terhadap pendidikan atau peluang untuk mengelola keuangan. Hal ini menciptakan persepsi bahwa perempuan kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan finansial.

Stereotip inilah yang menyebabkan hingga tahun 1974, dan diadopsinya Undang-Undang Equal Credit Opportunity, perempuan tidak diperbolehkan memiliki rekening bank, kartu kredit, atau mendapatkan pinjaman. Mereka dipandang tidak canggih atau cukup cerdas untuk mampu mengelola uang dengan bijak.

Bahkan setelah tahun 1974, media dan budaya pop masih melanggengkan stereotip ini. Acara seperti Sex In The City dan Confessions Of A Shopaholic menggambarkan wanita sebagai pembelanja impulsif dan memperkuat bias ini. Mereka secara tidak adil menyatakan bahwa ketika kita dibiarkan sendiri, kita akan menghabiskan semua uang kita secara sembarangan tanpa memperhatikan kesejahteraan finansial kita.

Meskipun peran perempuan sudah berkembang pesat sejak tahun 1974, dan banyak penelitian telah membantah stereotip ini, tren "girl math" membawa manusia kembali ke masa hampir 50 tahun yang lalu.

Ini memberitahu dunia bahwa kita tidak bisa menggunakan logika ketika menyangkut uang. Bahwa manusia tidak memiliki keterampilan berpikir kritis atau kemampuan untuk mengelola uang dengan baik. Bahwa manusia tidak mampu membuat keputusan keuangan yang masuk akal.

Bahwa manusia akan menggunakan alasan apa pun untuk mengeluarkan uang. Bahwa masa depan finansial tidak relevan, dikutip dari Forbes.

"Saya benci melihat anggapan bahwa perempuan adalah orang yang boros atau tidak pandai menggunakan uang," kata Christine Benz, direktur keuangan pribadi dan perencanaan pensiun untuk Morningstar dikutip dari Washington Post.

Selain bercanda, girl math mewakili jenis akuntansi mental yang dilakukan banyak orang, termasuk laki-laki.Begitulah cara kita memilah-milah keputusan keuangan.Ini juga merupakan cara kita membenarkan pengeluaran yang berlebihan.

"Akuntansi mental adalah salah satu aspek psikologi manusia," kata Dan Egan, Vice President keuangan perilaku dan investasi untuk Betterment, sebuah firma penasihat investasi digital.

"Belum tentu baik atau buruk.Kita menyimpan uang dalam rekening mental kecil yang terpisah dan hanya ada di dalam kepala kita.Dan pemikiran mental tersebut mengarahkan kita untuk bertindak sangat berbeda ketika memikirkan tentang belanja atau tabungan."

Namun, ada "tetapi" dalam cara berpikir ini.

"Jangan menghabiskan waktu untuk hal-hal kecil yang hanya membuang-buang waktu," ujarnya."Luangkan waktu untuk memikirkan hal-hal besar."

(chs/chs)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat