yoldash.net

Di Dubai Ada Larangan Memaki, Turis AS Ditahan Polisi karena Berteriak

Tierra Young Allen, yang sedang liburan di Negara Timur Tengah itu, harus ditahan Kepolisian Dubai. Selain ditahan, paspornya pun disita.
Kota Dubai, Uni Emirat Arab. (AP/Kamran Jebreili)

Jakarta, Indonesia --

Seorang wanita asal Houston, Amerika Serikat (AS), Tierra Young Allen ditahan di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) untuk tuduhan "kejahatan" yang mungkin mengejutkan bagi yang mendengarnya.

Allen, yang sedang liburan di Negara Timur Tengah itu, harus ditahan Kepolisian Dubai. Selain ditahan, paspornya pun disita. Alasan penahanannya adalah dia dituduh melakukan kejahatan dengan berteriak di depan umum.

"Itu juga bisa mengakibatkan hukuman penjara. Jadi sangat menakutkan," jelas ibu Allen, Tina Baxter, yang mengatakan perjalanan itu menjadi menakutkan bagi putrinya Tierra Young Allen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua berawal dari ketika Allen pergi ke perusahaan penyewaan mobil untuk mengambil ID, kartu kredit, dan barang-barang lain yang tertinggal di tempat penyewaan. Tapi, hal itu tidak berjalan dengan baik.

"Dia (Allen) tahu dia hanya bisa mengambil barang-barang itu jika dia membayar sejumlah uang yang dirahasiakan ke tempat penyewaan itu. Dia berurusan dengan individu yang sangat agresif, seorang pemuda di sana yang meneriakinya lebih dulu," ungkap Baxter, seperti dilansir fox26houston.

ADVERTISEMENT

Menurut sang ibu, Allen akhirnya berteriak balik membalas perilaku pemuda di tempat penyewaan itu, yang membuat putrinya dituntut karena berteriak di Dubai.

"Dia dipenjara karena satu alasan dan satu alasan saja, dia meninggikan suaranya. Di negara itu, seorang perempuan bahkan tidak diperbolehkan untuk meninggikan suaranya. Jika dia meninggikan suaranya, itu dapat dihukum penjara," jelas Aktivis Komunitas, Quanell X.

"Itu sangat emosional. Beberapa hari saya begadang semalaman menangis," kata Baxter sambil menahan air mata.

Quanell menyebut UEA memiliki sistem hukum yang ketat yang benar-benar didasarkan pada teokrasi. Dia mengklaim, sebuah situs memperingatkan tentang perilaku saat berada di UEA, termasuk tidak memaki atau bersumpah serapah dan berkata kotor.

"Hukum dan kebiasaan sangat berbeda, jadi perhatikan tindakan Anda untuk memastikan mereka tidak tersinggung," katanya.

Sekarang setelah Baxter mengatakan putrinya didakwa berteriak di Dubai dan paspornya disita, Allen tidak dapat meninggalkan UEA. Baxter menyebut, anaknya yang juga influencer media sosial AS sekaligus sopir truk di bawah larangan bepergian sambil menunggu hasil penyelidikan.

"Ini sangat menakutkan. Semakin lama dia berada di sana, semakin banyak kenyataan yang mulai muncul," kata Baxter.

Quanell menjelaskan, menurut pendapatnya Allen tidak melakukan kejahatan. Dia juga telah menghubungi Konsulat Amerika di Dubai dan menghubungi Kedutaan AS dan UEA, tapi masih menunggu tanggapan.

"Jangan menghukum wanita karena melakukan hal yang sama yang dapat dilakukan pria di Dubai. Itu tidak adil dan tidak benar," paparnya.

Wanita berusia 29 tahun itu telah memiliki seorang pengacara di Dubai, dan dia diberitahu bahwa dia dapat dijatuhi hukuman penjara karena ada video pengawasan tentang teriakannya.

"Kami diberi tahu bahwa Allen berasal dari San Diego, CA, tetapi ibunya mengatakan bahwa dia dan putrinya telah tinggal di Katy selama tiga tahun terakhir," ungkapnya.

(wiw/wiw)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat