yoldash.net

Hong Kong Siap Hadirkan Acara Seni Kelas Dunia

Dalam dua tahun, seni dan budaya di Hong Kong banyak berkembang. Selain WKCD, ada dua museum besar yang baru saja dibuka.
Yusuke Miyazaki. (Foto: Courtesy of Ota Fine Arts, Victoria Miro, and David Zwirner © YAYOI KUSAMA)

Jakarta, Indonesia --

Hong Kong Tourism Board (HKTB) menghadirkan West Kowloon Cultural District (WKCD) sebagai tuan rumah bagi banyak acara seni kelas dunia. Ruang kesenian modern ini diharapkan dapat menjadikan seni di Hong Kong sebagai pengalaman nonstop bagi para pengunjung.

Executive Director HKTB, Dane Cheng, menyampaikan WKDC akan menyambut pengunjung dengan museum yang di dalamnya terdapat banyak hal untuk diapresiasi. Selain itu juga terdapat pameran dan pertunjukan yang dapat mereka kunjungi.

"Kancah seni dan budaya menjadi semakin semarak di Hong Kong," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan, dalam dua tahun terakhir, ada banyak perkembangan terbaru untuk aspek seni dan budaya tersebut di Hong Kong. Selain WKCD, ada dua museum besar yang baru saja dibuka dalam jangka waktu setahun.

"Kami memiliki museum M+ yang dibuka di 2021, dan Hong Kong Palace Museum (HKPM) yang dibuka tahun 2022. Dan saya yakin keduanya, setidaknya untuk di kawasan ini, akan menjadi museum terbaik yang harus Anda kunjungi," tegas Cheng.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, dia menimpali, pihaknya telah melihat posisi Hong Kong di pasar lelang seni global meningkat menjadi tiga besar di dunia. Hong Kong memiliki tradisi panjang sebagai pasar dan tempat yang tepat untuk pertemuan antara Timur dan Barat.

"Kami memiliki sistem hukum yang tepat, kami memiliki logistik, dukungan, dan infrastruktur yang tepat, dan yang terpenting, seperti yang saya pahami, kami memiliki banyak pakar di bidang lelang dan transaksi yang akan membantu pasar lelang seni semakin berkembang di Hong Kong," jelas dia.

Di sisi lain, CEO WKCD Authority, Betty Fung, menyebutkan M+ WKCD akan dimulai dengan pameran khusus pertama, Yayoi Kusama: 1945 to Now, pada awal November 2022 lalu hingga 14 Mei 2023. Pameran tersebut menjadi bintang dalam serangkaian acara untuk merayakan ulang tahun pertama museum seni tersebut.

"Ini juga semacam dialog antara berbagai budaya dan peradaban yang berbeda. Tema ini akan berlaku di semua pameran yang akan kami selenggarakan di tahun-tahun mendatang," paparnya.

Dia pun optimis, pihaknya akan mampu mengkurasi pameran yang berbasis di Hong Kong namun memiliki perspektif global. Selain itu juga mampu menceritakan kisah-kisah menarik tentang seni dan budaya Tiongkok, sehingga membuat Hong Kong dan West Kowloon benar-benar unik.

Fung melanjutkan, proyek WKCD adalah investasi Pemerintah Hong Kong (Hong Kong Special Administrative Region) yang sangat penting dan strategis dalam infrastruktur budaya. Tujuan dari proyek ini tentu saja untuk menyediakan serangkaian fasilitas seni dan budaya kelas dunia bersama dengan ruang ritel, tempat makan, hiburan, serta hotel, kantor dan perumahan.

"Dan juga ruang terbuka publik seluas 23 hektar. Ini adalah pengembangan terintegrasi yang bertujuan untuk memberikan pengalaman menyeluruh kepada para pengunjung," imbuh Fung.

Selain beragam pameran dan acara, Hong Kong juga terbukti menjadi salah satu tujuan utama untuk kegiatan lelang seni rupa yang menarik para pengunjung dari kawasan timur dan barat.

"Hong Kong sendiri adalah kota internasional yang sangat kosmopolitan. Kami memiliki kancah perdagangan seni yang sangat dinamis dan setiap tahun kami mengadakan Art Basel, Art Central, Fine Art Asia, dan lelang seni sepanjang tahun," ucap dia.

Menuju Pusat Seni Dunia

Salah satu fungsi seni adalah memberi harapan dan menampilkan keindahan di tengah dunia yang masih mencoba bangkit kembali akibat dampak pandemi. Oleh karena itu, Cheng menegaskan HKTB telah mencoba mengkurasi berbagai kegiatan, dan menyebutnya sebagai program kawasan West Kowloon.

"Jadi kami menggunakan West Kowloon Cultural District, kawasan baru dengan museum baru, pemandangan baru, dan pemandangan ikonik Hong Kong. Tapi kami juga ingin menggabungkannya dengan lingkungan tradisional kami di area tempat tinggal, area komersial, untuk menampilkan gaya tradisional Hong Kong," terangnya.

Deputy Director, Curatorial, and Chief Curator M+, Doryun Chong, menambahkan M+ adalah museum budaya visual global pertama di Asia. Oleh karena itu, pihaknya benar-benar memikirkan siapa seniman atau pembuat yang sangat mewakili hubungan antara Asia dan seluruh dunia.

"Dan Kusama berada di daftar teratas yang terpikir oleh kami," tegas dia.

Dia melanjutkan, pameran Yayoi Kusama: 1945 to Now dimulai empat tahun lalu. Kisah hidup wanita yang kini berusia 93 tahun tersebut menghubungkan Jepang dan Amerika Serikat, Asia dan Barat.

"Dan tidak terpikirkan oleh kami ada artis yang lebih baik untuk bisa mewakili posisi kami sebagai museum yang berbasis di Asia tetapi memiliki perspektif global," imbuh Chong.

Menurutnya, Kusama di sepanjang karier dan hidupnya sangat mencontohkan dan merepresentasikan gagasan bahwa seni memiliki kekuatan besar untuk menyembuhkan dan menghubungkan. Pesan tersebut tentunya sangat tepat di masa kini dan di Hong Kong saat ini.

Sementara itu, HKPM juga akan menarik para pencinta seni melalui pameran 'Odysseys of Art: Masterpieces Collected by Princes of Liechtenstein' yang berlangsung hingga 14 Februari 2023. Lebih dari seratus mahakarya dari salah satu koleksi pribadi utama dunia akan dipamerkan.

Deputy Director, Curatorial and Programming HKPM, Dr. Daisy Wang, menjelaskan bahwa HKPM adalah bagian dari lanskap budaya baru di Hong Kong. Oleh karena itu, pada pameran perdananya menampilkan salah satu koleksi seni pribadi paling penting di dunia, yaitu Liechtenstein Princely Collections.

"Koleksi ini dikumpulkan oleh para pangeran Liechtenstein secara berurutan, terutama dari abad ke-17 hingga saat ini. Dalam koleksi ini kami memiliki mahakarya dari beberapa pelukis terkemuka Eropa abad ke-17 seperti Peter Paul Rubens dan Anthony van Dyck," paparnya.

Menurut Wang, banyak karya seni dalam pameran tersebut yang menceritakan kisah antara Tiongkok dan Eropa serta pertukarannya dalam seni, budaya dan arsitektur.

Hong Kong juga menyambut ARTE M di K11 ATELIER King's Road edisi khusus, yang berlangsung selama 15 bulan, mulai 7 Oktober 2022 hingga Desember 2023. Pameran seni media imersif ARTE MUSEUM ini akan menjadi yang pertama di luar negeri.

Pameran ini dibuat oleh perusahaan desain digital Korea d'strict, yang memproduksi 'WAVE', instalasi seni media publik yang sangat populer di COEX di Seoul.

Menyatukan enam karya seni media dengan tema 'Eternal Nature', pameran ini akan dipindahkan secara permanen ke 11 SKIES pada akhir 2023 hingga awal 2024, dengan lebih banyak karya dalam koleksinya.

Dengan kemudahan liburan ke Hong Kong setelah pencabutan syarat perjalanan terkait Covid-19, Hong Kong kini siap kembali menyambut wisatawan. Bagi para pencinta seni, tentunya beragam acara kelas dunia tersebut menjanjikan pengalaman yang mendalam dan bermakna.

(rea/rea)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat