yoldash.net

Eks Direktur WHO Klasifikasikan Kasus Hepatitis Akut dalam 3 Kategori

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengklasifikasikan hepatitis akut dalam tiga kategori.
Foto ilustrasi. (iStockphoto/LumineImages)

Jakarta, Indonesia --

Mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengklasifikasikan kasus hepatitis akut berat ke dalam tiga kategori definisi.

Kelompok pertama adalah kasus terkonfirmasi yang disebut belum memiliki definisi yang jelas. Kasus ini disebabkan karena penyebab hepatitis yang belum diketahui hingga saat ini.

Dalam pernyataan yang diterima Indonesia.com, penyebab hepatitis bisa diketahui setidaknya dengan penelitian terhadap lima aspek, yaitu
perubahan adenovirus, virus-virus lain yang juga berperan menimbulkan penyakit, faktor lain seperti toksin, pencemaran makanan atau aspek lingkungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aspek lainnya yaitu kondisi tertentu pada pasien hepatitis dan peningkatan kerentanan kepekaan anak-anak sesudah relatif rendahnya sirkulasi adenovirus selama pandemi Covid-19.

Kelompok definisi kasus kedua adalah probable, yaitu pasien yang menunjukkan gejala penyakit hepatitis akut tanpa adanya virus hepatitis A sampai E. Kasus ini terjadi sejak Oktober 2021 dengan pasien di bawah 16 tahun yang memiliki kadar serum transaminase lebih dari 500 IU/L (AST atau ALT).

ADVERTISEMENT

Kelompok definisi kasus ketiga adalah Epi-linked atau yang berhubungan dengan epidemiologis. Pasien yang masuk dalam kategori ini mengalami gejala hepatitis akut tanpa virus hepatitis A sampai E. Kasus ini bisa terjadi pada umur berapa saja yang berkontak erat dengan kasus probable.

Tjandra mengungkapkan bahwa WHO juga memberikan catatan khusus terkait kasus hepatitis akut. Catatan tersebut menyebut pasien bergejala dan memiliki keluhan hepatitis, tetapi hasil laboratorium serologi untuk mendeteksi virus A sampai E belum ada dan masih ditunggu maka dapat disebut sebagai "pending classification".

"Jadi, kalau tiga kasus hepatitis akut berat kita yang meninggal dunia itu belum dilaporkan ada tidaknya hasil laboratorium virus hepatitisnya dari A sampai E, jadi sementara ini mungkin dapat dikelompokkan sebagai "pending classification". Begitu juga kalau ada laporan2 hepatitis akut berat pada anak di daerah lain di Indonesia," ujar Tjandra, Sabtu (6/5).

Sementara itu, tiga pasien anak meninggal di RSCM beberapa hari lalu dengan dugaan hepatitis akut, namun belum diketahui penyebabnya. Dugaan ini muncul sebab dunia kesehatan global sedang diramaikan dengan kemunculan hepatitis akut misterius. Pun gejala yang dialami pasien kurang lebih serupa dengan kasus hepatitis akut.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan dugaan penambahan kasus hepatitis akut misterius, baik di Jakarta maupun daerah lain. Namun, dokter spesialis anak IDAI Hanifah Oswari menegaskan kasus ini baru dugaan dan belum bisa dikatakan sebagai kasus hepatitis akut yang sedang ramai dibicarakan.

"Saya kira saat ini ada laporan dari Jakarta penambahan kasusnya, luar kota ada laporan dugaan penambahan kasus. Hal ini masih dalam investigasi apa betul masuk kriteria hepatitis akut apa bukan," jelas Hanifah dalam konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan, Kamis (5/5).



Catatan Redaksi: Judul artikel ini diubah pada Sabtu (7/5) pukul 10.15 WIB. 

(bac/bac)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat