yoldash.net

Mengenal Ekshibisionisme, Gangguan Kejiwaan Pamer Area Intim

Pelaku ekshibisionisme di Stasiun Sudirman telah ditangkap pihak kepolisian pada Sabtu (23/10). Apa itu eksibisionisme?
Ilustrasi. Pelaku ekshibisionis di Stasiun Sudirman telah ditangkap pihak kepolisian pada Sabtu (23/10). Apa itu eksibisionis? (iStockphoto/Coldsnowstorm)

Jakarta, Indonesia --

Pelaku ekshibisionisme di Stasiun Sudirman telah ditangkap pihak kepolisian pada Sabtu (23/10). Kasatpol PP Jakarta Pusat Bernard Tambunan mengatakan sebanyak enam orang ditangkap di lokasi yang sama dengan lokasi yang ditunjukkan di video yang viral.

"Dia ditangkap lagi berdiri di situ. Kemudian dibawa ke Polsek Metro Tanah Abang untuk proses lebih lanjut," kata Bernard, seperti dikutip Antara.

Sebelumnya, sebuah video diunggah akun @breakfastwithxx berisi pengakuan perempuan yang menjadi korban aksi ekshibisionisme. Saat perjalanan pulang dari kantor, dia melihat pelaku membuka celana dan memegang alat kelaminnya. Tak pelak, dia pun berlari ketakutan, menangis, dan berteriak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebenarnya, apa itu eksibisionis?

Andri, psikiater di Klinik Psikosomatik OMNI Hospital Alam Sutera, berkata ekshibisionis atau gangguan ekshibisionisme (exhibitionistic disorder) dalam ilmu kesehatan jiwa masuk dalam gangguan kejiwaan. Gangguan ini merupakan bagian dari gangguan parafilia.

Sebagaimana dilansir Psychology Today, gangguan parafilia mengacu pada pola gairah seksual atipikal yang persisten dan intens yang disertai dengan distres (gejala penderitaan) atau gangguan (impairment).

ADVERTISEMENT

"Untuk gangguan ekshibisionis sendiri, yang terdapat dalam diagnostik gangguan kejiwaan menurut DSM V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5th Edition) adalah suatu perasaan yang intens dan berulang-ulang tentang mendapatkan kepuasan seksual dari mempertontonkan alat kelamin kepada orang-orang yang tidak disangka-sangka. Biasanya ini didorong oleh adanya suatu fantasi seksual yang dialami oleh orang tersebut," kata dia beberapa waktu lalu. 

"Sering kita lihat, orang ekshibisionis itu dia tiba-tiba membuka celananya di tempat umum, atau di angkot."

Seorang disebut mengalami gangguan ekshibisionisme saat memenuhi dua kriteria menurut DSM V.

1. Setidaknya selama 6 bulan seseorang memiliki fantasi, perilaku atau dorongan seksual berulang dan intens yang melibatkan ekspos alat kelamin pada orang asing.

2. Orang bertindak sesuai dorongan seksual terhadap orang yang tidak memiliki consent (kesepakatan) atau dorongan atau fantasi tersebut mengakibatkan penderitaan yang nyata atau kesulitan interpersonal di tempat kerja atau dalam situasi sosial sehari-hari.

Kepuasan yang didapatkan oleh para ekshibisionis ini antara lain gairah seksual sampai orgasme.

"Kepuasan yang didapatkan ketika korban yang melihat merasa kaget, takut, atau terkesan. Kenikmatan ekshibisionis akan meningkat, sama seperti orgasme," kata Martha, dokter ahli jiwa dari RS Awal Bros Bekasi Timur kepada Indonesia.com melalui pesan singkat.

"Pada beberapa penderita, ekshibisonisme merupakan satu-satunya penyaluran seksual, tapi pada penderita lainnya, kebiasaan ini dilanjutkan secara simultan dengan kehidupan seks yang aktif. Kecenderungan ini mungkin tampak hanya saat stres. Biasanya kegiatan ini lazim diikuti dengan masturbasi."

Apa yang harus dilakukan?

Ekshibisionis di Stasiun Sudirman sudah meresahkan masyarakat. Tidak menutup kemungkinan pelaku-pelaku ekshibisionis juga ada di lokasi-lokasi lain.

Penangkapan mungkin sementara bisa menghadirkan rasa nyaman pengguna fasilitas umum. Namun sebenarnya, pelaku memerlukan pendampingan dari tenaga profesional semisal psikiater. Biasanya tata laksana gangguan eksibisionis meliputi psikoterapi dan pengobatan.

Psikoterapi misalnya, cognitive behavioral therapy untuk membantu pasien mengidentifikasi pemicu sehingga dia ingin memperlihatkan alat kelaminnya lalu dimanajemen sehingga dorongan ini bisa disalurkan ke arah yang lebih sehat.

Sedangkan pengobatan berfungsi menekan hormon seksual sehingga ada penurunan hasrat seksual. Beberapa jenis obat biasanya digunakan pada pasien depresi dan gangguan perasaan lain.

(els/agn)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat