yoldash.net

Kisah Charles Darwin di Galapagos: Mabuk Laut dan Terpana

Karena sering mabuk laut, Charles Darwin lebih banyak menghabiskan waktu di daratan Kepulauan Galapagos.
Kawanan Iguana di Kepulauan Galapagos, Ekuador. (iStockphoto/stevegeer)

Jakarta, Indonesia --

Darwin's Arch, formasi bebatuan ikonis di lepas pantai Pulau Darwin, perairan Kepulauan Galapagos, Ekuador, dikabarkan telah runtuh akibat erosi pada Senin (17/5).

Kepulauan Galapagos dan Charles Darwin memang tak bisa dipisahkan. Keanekaragaman hayati di kepulauan ini menginspirasi Darwin untuk menulis Teori Evolusi Manusia - yang hingga saat ini masih menuai kontroversi.

Sejak kedatangan Darwin, Kepulauan Galapagos sering disebut "Laboratorium Evolusi Kehidupan". Taman nasional didirikan pada tahun 1959, dan merupakan taman nasional tertua di Ekuador.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 97 persen dari seluruh wilayah Kepulauan Galapagos merupakan bagian dari sistem taman nasional dan tetap tidak berpenghuni.

Tiga persen pulau lainnya adalah daerah berpenghuni, yaitu Pulau Santa Cruz, Pulau San Cristobal, Pulau Isabela dan Pulau Floreana.

ADVERTISEMENT

Pada tahun 1967, badan pengelola taman pertama kali dibuat, tetapi perlu waktu sekitar empat tahun bagi Taman Nasional Galapagos untuk membuat sistem penjaga taman (ranger).

Pada 1979, Taman Nasional Galapagos dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Darwin berusia 22 tahun ketika mengunjungi Kepulauan Galapagos pada September 1835. Saat itu ia seorang ahli geologi amatir dan memiliki keingintahuan yang sangat menarik pada kumbang.

Darwin memiliki latar belakang sains yang mumpuni, karena ia adalah anak didik Henslow, ahli botani terkenal. Dia menghadiri sekolah kedokteran di Edinburgh, Skotlandia, dan kemudian - dipaksa oleh ayahnya - dia belajar Ketuhanan di Cambridge.

Pada akhirnya ia mendapat kesempatan bepergian dengan Kapten Fitzroy, kapten kapal HMS Beagle. Beagle ditugaskan berkeliling dunia selama lima tahun untuk mencari data geografis, botani, dan militer.

Sepanjang pelayaran, Darwin selalu mabuk laut. Tercatat ia hanya berlayar selama dua tahun dari lima tahun perjalanan Beagle.

Darwin akan selalu menjadi orang pertama yang turun dari kapal dan yang terakhir kembali ke kapal. Kondisi tersebut memungkinkan Darwin untuk benar-benar mengetahui geologi, fauna, dan flora, serta semua aspek lain dari setiap pantai dan lokasi yang dicapai Beagle, termasuk Kepulauan Galapagos.

Beagle bersandar di Galapagos selama lima minggu. Sekitar seperempat dari catatan dan buku lapangan Darwin didedikasikan untuk kepulauan yang membuatnya takjub itu.

Selama berada di pulau-pulau tersebut, Darwin tidak menyadari pentingnya kepulauan sebagai bukti teorinya, dan dia masih tidak memiliki petunjuk tentang informasi yang dia kumpulkan pada setiap perjalanan.

Dia mengumpulkan banyak reptil, tumbuhan, dan burung, di antaranya kutilang Darwin yang terkenal.

"Mengingat kecilnya pulau-pulau ini, kami merasa semakin heran dengan jumlah makhluk aborigin mereka, dan pada jangkauan terbatas mereka... Oleh karena itu, baik dalam ruang maupun waktu, kami tampaknya dibawa ke suatu tempat yang dekat dengan fakta besar itu, misteri dari misteri -munculnya makhluk baru di bumi ini. " (Darwin, 1845).

Mengutip Go Galapagos Ecuador, berikut empat pulau di Galapagos yang sempat dikunjungi Charles Darwin:

Kisah Charles Darwin di Galapagos: Mabuk Laut dan Terpana

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat