yoldash.net

Mengenal Tanam Benang: Efek Samping dan Risiko Komplikasi

Di antara sekian pilihan prosedur kecantikan, tanam benang kerap jadi pilihan. Prosedur ini diklaim ideal untuk mengatasi tanda-tanda penuaan.
Ilustrasi. Di antara sekian pilihan prosedur kecantikan, tanam benang kerap jadi pilihan. Prosedur ini diklaim ideal untuk mengatasi tanda-tanda penuaan. (iStockphoto/draganab)

Jakarta, Indonesia --

Selalu ada cara untuk membuat wajah terlihat lebih segar dan muda. Di antara sekian pilihan, prosedur tanam benang kerap jadi pilihan.

Tanam benang atau thread lift merupakan prosedur kecantikan yang bertujuan untuk mengangkat dan mengencangkan bentuk wajah. Cara ini diklaim dapat membuat kulit lebih kencang dan muda.

Prosedur ini sebenarnya telah ada sejak 1990-an. Namun, inovasi pada bahan yang digunakan telah meningkatkan popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umumnya, tanam benang dilakukan oleh mereka yang berusia akhir 30-an hingga awal 50-an. Pada usia itu, umumnya seseorang mulai menyadari beberapa tanda penuaan pada wajah.

Mengutip Healthline, prosedur ini dilakukan dengan memasang jahitan tipis di bawah kulit. Umumnya beberapa area wajah yang dipilih seperti garis rahang, garis alis, area bawah mata, dahi, dan pipi.

Perawatan benang ini terbilang ideal untuk mengatasi penuaan. Pasalnya, perawatan ini mendorong produksi kolagen yang berperan penting dalam menjaga elastisitas dan kekencangan kulit.

Namun, hasil dari tanam benang tidak bersifat permanen. Efek yang paling berhasil umumnya bertahan selama 1-3 tahun.

Setelah tindakan, American Academy of Plastic Surgeons menyarankan agar Anda tidak menggunakan pelembap harian selama beberapa pekan pertama. Anda juga akan disarankan untuk menghindari olahraga intensitas tinggi selama pekan pertama atau lebih.

Efek Samping dan Risiko Komplikasi Tanam Benang

Para ahli sepakat bahwa tanam benang dianggap sebagai prosedur berisiko rendah. Kendati demikian, bukan berarti prosedur ini nol risiko. Pada beberapa kasus, prosedur ini bisa menimbulkan efek samping.

Beberapa efek samping yang mungkin dialami di antaranya:

- memar

- pembengkakan

- berdarah

- nyeri ringan di area suntikan

Sementara beberapa komplikasi yang harus diperhatikan di antaranya:

- reaksi alergi terhadap bahan

- pendarahan akibat prosedur yang menumpuk di belakang kulit

- muncul lesung atau tarikan di tempat benang dimasukkan

- pergerakan benang yang tidak disengaja yang mengakibatkan kulit terlihat menggumpal atau menonjol

- rasa sakit di bawah kulit akibat benang yang terlalu kencang atau tidak terpasang dengan benar

- infeksi pada area tertentu

Namun, dari semua risiko tanam benang, infeksi adalah satu-satunya yang harus diwaspadai. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami beberapa tanda berikut:

- keluar cairan berwarna hijau, hitam, cokelat, atau merah di area tindakan

- bengkak selama lebih dari 48 jam

- sakit kepala menerus

- demam

(asr/asr)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat