yoldash.net

Serbet Semakin Terdesak oleh Tisu

Selain mengganti lap makan dengan tisu makan dan serbet dapur dengan tisur dapur, masyarakat sekarang pun cenderung menggunakan tisu dapur sebagai tisu makan.
Ilustrasi tisu gulung. (Thinkstock/humonia)

Jakarta, Indonesia -- Menurut survei terbaru, lap makan dan serbet dapur semakin ketinggalan zaman.

Dari studi yang dilakukan Kantor pemasaran Mintel, 56 persen konsumen menjawab membeli tisu makan (paper napkin), dalam enam bulan terakhir, dan tak kurang 86 persen konsumen membeli tisu dapur (paper towel).

Selain mengganti lap makan dengan tisu makan dan serbet dapur dengan tisur dapur, masyarakat sekarang pun cenderung menggunakan tisu dapur sebagai tisu makan, demikian The Washington Post seperti dilansir Food and Wine.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Post menyertakan pula bukti pendukung, yakni posting Instagram oleh desainer Lauren Liess yang menggambarkan rak penyimpanan alat dapurnya dipenuhi  tisu gulung.

Artikel itu menunjukkan kelompok millenials-lah yang mendorong tren ini.

“Pesta makan malam semakin jarang diadakan dibanding dahulu, dan ketika orang mengadakan pesta makan malam mereka lebih fokus pada makanan dibanding pada pengaturan meja (table setting),” ujar Nancy Mitchell dari Apartment Therapy kepada Post.

Selain akibatnya pada lingkungan, tisu dapur lebih menarik bagi millennials karena bisa dijadikan tisu serbaguna.

Satu orang yang tidak menyentuh tisu adalah Martha Stewart. Dia mengatakan kepada penulis, “No paper. Saya benar-benar menentang kertas kecuali kalian punya menu bagel untuk sarapan. Saya menggunakan serbet kain atau handuk lama yang masih bagus yang diseterika. Saya punya banyak koleksi linen bagus juga.” (sil/sil)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat