yoldash.net

Saleh Daulay: Menaikkan Iuran BPJS Kesehatan Bukan Cara Atasi Defisit

Saleh Daulay mendorong pemerintah melakukan kajian mendalam guna mendapatkan solusi terkait defisit BPJS Kesehatan yang mencapai Rp20 triliun pada 2024.
Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay. (Foto: CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)

Jakarta, Indonesia --

Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay mendorong pemerintah melakukan kajian mendalam dan strategis guna mendapatkan solusi terkait defisit BPJS Kesehatan yang mencapai Rp20 triliun pada tahun 2024.

Saleh menyampaikan, defisit tersebut dapat berlanjut terus-menerus, jadi ancaman di masa mendatang. Sehingga, diperlukan antisipasi yang harus ditentukan secepat mungkin.

"Kita mengapresiasi kinerja BPJS Kesehatan. Ada kenaikan jumlah kepesertaan lebih dari 98 persen. Kepercayaan publik juga semakin bagus. Karena itu, jangan sampai pelayanannya turun karena anggaran yang tidak seimbang," kata Saleh dalam rilis resmi, Sabtu (11/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Saleh menilai opsi menaikkan iuran peserta bukan pilihan yang baik. Saat ini, iuran BPJS Kesehatan untuk kelas I adalah sebesar Rp150 ribu, kelas II Rp100 ribu, dan kelas III Rp42 ribu, dengan Rp7 ribu disubsidi oleh pemerintah. Opsi menaikkan iuran peserta itu disebut akan dijalankan mulai bulan Juli tahun ini.

"Kalau mau dinaikkan, kira-kira berapa angka yang paling tepat? Lalu, kalau sudah naik, apakah ada jaminan akan terhindar terus dari ancaman defisit?" tanya Saleh.

Menaikkan iuran peserta BPJS Kesehatan, lanjut Saleh, juga tak sejalan dengan visi program dan agenda Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan membantu masyarakat.

"Menaikkan iuran ini tentu alternatif kurang populis dan berpotensi menimbulkan gejolak penolakan. Faktanya, dengan iuran yang sekarang saja banyak anggota masyarakat yang tidak sanggup. Sementara itu, program dan agenda Prabowo-Gibran banyak yang berorientasi membantu dan mengurangi beban masyarakat," katanya.

Sebelumnya, pada akhir 2024, Direktur Utama BPJS Kesehatan menyampaikan bahwa penyebab utama defisit adalah peningkatan utilisasi layanan kesehatan di rumah sakit. Dengan kata lain, pertambahan jumlah pasien yang datang ke rumah sakit menunjukkan peningkatan kepercayaan masyarakat pada BPJS Kesehatan.

BPJS Kesehatan pun diakui memiliki manfaat besar bagi rakyat Indonesia. Untuk itu, Saleh meminta pemerintah mencari cara yang lebih bijak selain menaikkan iuran.

"Semakin banyak pasien yang datang, maka semakin besar biaya yang harus dibayar ke fasilitas kesehatan. Sementara sumber pemasukan tidak bertambah. Bahkan, para peserta BPJS Kesehatan banyak yang tidak disiplin membayar iuran. Tentu itu juga akan menjadi beban," pungkas Saleh.

(rea/rir)


[Gambas:Video CNN]

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat