Amran Buka-bukaan Alokasi Pupuk dan Anggaran Kementan Terjun Bebas

Menteri Pertanian (mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan jumlah alokasi pupuk terus menurun sepanjang 2018-2025, demikian pula anggaran lembaga yang kini dipimpinnya.
Dalam dokumen yang diperoleh Indonesia, Arman mengungkapkan alokasi pupuk bersubsidi terus mengalami penurunan. Pada 2024, alokasi pupuk bersubsidi4,73 juta ton. Jumlah ini jauh lebih kecil dari 2023 dengan alokasi 6,13 juta ton dengan serapan 83,1 persen.
Kementan menyatakan penurunan alokasi jumlah pupuk maupun anggaran berdampak pula pada turunnya produksi padi di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementan mencatat penurunan alokasi pupuk bersubsidi bukan baru terjadi tahun ini, melainkan dari 2018. Pada saat itu, alokasi pupuk bersubsidi 9,55 juta ton dengan serapan 91,7 persen.
Kemudian 2017 menjadi 8,87 juta ton dengan serapan 88,8 persen. Alokasi pupuk subsidi ini sempat mengalami kenaikan pada 2019, tetapi tak signifikan. Alokasi pupuk subsidi pada tahun itu mencapai 8,90 juta ton dengan serapan 97,9 persen.
Pada 2021 menurun menjadi 8,78 juta ton dengan serapan 87,1 persen. Medio 2022 turun lagi menjadi 7,78 juta ton dengan serapan 95,2 persen.
Di sisi lain, Amran juga mengungkapkan anggaran Kementan pada tahun ini mencapai Rp14 triliun. Namun pada 2025 turun lagi menjadi Rp8,06 triliun.
"Volume pupuk dan anggaran turun jadi salah satu penyebab produksi padi turun," demikian Amran.
Pada 2018, anggaran Kementan sempat mencapai Rp24 triliun. Namun pada 2019, turun menjadi Rp22 triliun dan tahun berikutnya menjadi Rp16 triliun.
Sepanjang 2018- 2022, anggaran Kementan stabil di angka Rp16 triliun. Namun, terus mengalami penurunan pada 2023 yakni Rp15 triliun dan tahun ini sebesar Rp14 triliun.
(yul/asa)[Gambas:Video CNN]