KSP Sebut Telur Mahal Imbas Peternak Pangkas Populasi Ayam
Kantor Staf Presiden (KSP) mencatat telur ayam masih mahal meski harga jagung yang merupakan pakan ternak turun.
Deputi III KSP Edy Priyono mengatakan harga telur tinggi karena banyak peternak yang terlanjur mengurangi populasi ayam dengan melalukan afkir dini ketika harga jagung tinggi beberapa waktu lalu.
"Ketika harga jagung turun, perlu waktu untuk kemudian mereka (peternak) menambah populasinya," kata Edy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (21/5).
Penyebab lain kenaikan harga telur adalah peternak sengaja mengambil untung setelah berbulan-bulan menderita kerugian akibat harga pakan yang tinggi.
Namun, di lain sisi, Eddy mengatakan mayoritas peternak ayam petelur merupakan peternak kecil atau rakyat. Karena itu, ia menilai pemerintah tidak perlu terlalu reaktif dalam menurunkan harga telur ayam.
"Kita mesti pahami juga bahwa kita harus menjaga kepentingan produsen dengan konsumen apalagi kalau produsen dalam negeri terutama peternak atau petani kecil," katanya.
Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga telur ayam ras per Minggu (20/5) berada di level Rp27.030 per kg. Harga itu naik dibanding pekan lalu senilai Rp26.790 per kg.
Tak hanya telur, harga bawang putih juga masih tinggi. Edy mengatakan harga bawang putih saat ini berada di level Rp46.850 per kg, jauh lebih tinggi dibanding harga rata-rata tahun lalu yang hanya Rp29.350 per kg. Kenaikan harga tak terlepas dari rendahnya realisasi impor.
Edy mengatakan pihaknya telah memanggil para importir bawang putih pada 17 Mei lalu. Dalam rapat itu, importir mengatakan rendahnya realisasi impor hingga Mei 2024 disebabkan kesulitan mencari barang dan harga yang cocok.
Ia menambahkan semua importir berkomitmen merealisasikan impor mulai akhir Mei atau awal Juni mendatang.
"Bawang putih impor diperkirakan akan banyak masuk pada pertengahan Juni hingga Agustus," katanya.