yoldash.net

Manajemen Sepatu Bata Blak-blakan soal Nasib Pabrik di Purwakarta

Sepatu Bata akhirnya buka-bukaan soal nasib pabrik sepatunya di Purwakarta, Jawa Barat usai ditutup pada 30 April lalu.
Sepatu Bata akhirnya buka-bukaan soal nasib pabrik sepatunya di Purwakarta, Jawa Barat usai ditutup pada 30 April silam. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, Indonesia --

Corporate Secretary PT Sepatu Bata Tbk Hatta Tutuko buka-bukaan soal nasib pabrik sepatunya di Purwakarta, Jawa Barat usai ditutup pada 30 April lalu.

Hatta menjelaskan pihaknya tak lagi membutuhkan pabriknya di Purwakarta dalam jangka menengah. Maka itu, manajemen akan mencari perusahaan lain yang dapat menggunakannya.

"Bata tidak membutuhkan bangunan besar ini dalam jangka menengah dan kami akan mencari perusahaan lain yang dapat menggunakannya," jelas Hatta, Rabu (15/5), melansir detikfinance.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hatta menjelaskan pabrik Bata di Purwakarta didirikan pada 1990-an yang dioperasikan oleh Sepatu Bata. Sementara Bata sudah masuk ke Tanah Air sejak zaman Hindia Belanda, yakni 1931.

Pada masa itu, Sepatu Bata melakukan kerja sama dengan NV, Netherlandsch-Indisch, sebagai importir sepatu yang beroperasi di Tanjung Priok.

"Pabrik di Purwakarta dimulai pada tahun 90-an, yang merupakan usia yang berbeda untuk Bata dan Indonesia. Kemudian, Bata perlu membuat produk sendiri dan melakukan logistik sendiri," ungkapnya lebih lanjut.

Hatta menyebut saat ini Indonesia memiliki banyak perusahaan logistik yang kuat sekaligus eksportir sepatu yang besar. Hal inilah yang menjadi alasan sepatu Bata tidak membutuhkan pabrik tersebut.

"Saat ini Indonesia memiliki banyak perusahaan logistik yang kuat dan merupakan eksportir sepatu yang besar," ujar Hatta lebih lanjut.

Sebelumnya, penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta berimbas pada nasib sekitar 233 orang karyawannya. Mereka hanya mendapatkan pesangon sebesar satu kali ketentuan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (PMTK).

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Purwakarta Kabupaten Purwakarta Didi Garnadi mengatakan pihaknya menerima informasi dari manajemen mengenai kondisi sepatu Bata yang penjualannya turun. Sebelum menutup pabrik, manajemen telah melaporkan rencana penghentian produksi.

Hatta sempat mengatakan penghentian produksi dan penutupan operasional pabrik di Purwakarta dilakukan karena perusahaan merugi imbas menurunnya permintaan.

Ia menuturkan Bata telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir untuk mengatasi kerugian dan tantangan industri akibat pandemi covid. Di sisi lain, perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat juga menjadi tantangan.

Namun, perusahaan tak merinci berapa kerugian yang diderita. Hatta hanya mengatakan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi keputusan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Tanah Air.

[Gambas:Video CNN]

(del/pta)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat