yoldash.net

Piringan Hitam akan Masuk Hitungan Inflasi Inggris Gegara Taylor Swift

Harga piringan hitam (vynil) akan kembali menjadi komoditas pengukur inflasi di Inggris. Salah satunya karena tingginya permintaan vynil Taylor Swift.
Harga piringan hitam (vynil) akan kembali menjadi komoditas pengukur inflasi di Inggris. Salah satunya karena tingginya permintaan vynil Taylor Swift. (Getty Images via AFP/Kevin Winter).

Jakarta, Indonesia --

Harga piringan hitam (vynil) akan kembali menjadi salah satu komoditas pengukur inflasi di Inggris. Hal ini dilakukan untuk pertama kalinya sejak 1992.

Adapun perhitungan harga piringan hitam ini tak lepas dari popularitasnya di Inggris. Terutama gara-gara melonjaknya penjualan piringan hitam penyanyi asal AS, Taylor Swift.

Kantor Statistik Nasional Inggris (The Office for National Statistics/ONS) pada awal Maret lalu memperbaharui 700 barang dan jasa yang digunakan untuk mengukur inflasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun ini, ONS menambahkan 16 item dan menghapus 15 item agar lebih mencerminkan apa yang biasanya digunakan konsumen dalam membelanjakan uang mereka saat ini.

ADVERTISEMENT

"Seringkali keranjang tersebut mencerminkan adopsi teknologi baru, namun kembalinya piringan hitam menunjukkan bagaimana kebangkitan budaya dapat mempengaruhi pengeluaran kita," kata Wakil Direktur Harga ONS Matt Corder seperti dikutip dari CNN Business, Senin (11/3) lalu.

Menurutnya, isi keranjang belanja nasional penting karena menjadi dasar penghitungan indeks harga konsumen. Indeks ini pun merupakan salah satu ukuran inflasi yang akan dipertimbangkan Bank of England dalam memutuskan kapan akan mulai menurunkan suku bunga.

Inflasi Inggris sendiri telah melambat dari 11,1 persen menjadi 4 persen. Namun, angka tersebut masih di atas target bank sentral sebesar, yakni 2 persen.

Piringan hitam sendiri tak masuk dalam komponen perhitungan inflasi Inggris selama 32 tahun. Hal itu terjadi karena rilisan musik itu kalah pamor dari CD dan kaset pita.

Kendati, piringan hitam kembali populer dalam beberapa tahun terakhir.

Tahun lalu, 6,1 juta piringan hitam terjual di Inggris. Menurut data dari British Phonographic Industry (BPI), ini adalah jumlah tertinggi sejak 1990.

Dari jumlah tersebut piringan hitam "1989 (Taylor's Version)" milik Taylor Swift terjual paling banyak.

CEO BPI Jo Twist mengatakan sangat wajar jika piringan hitam dilihat sebagai indikator populer tentang bagaimana orang membelanjakan uang mereka.

"Format yang sangat disukai ini telah menyebabkan permintaan tumbuh secara konsisten selama hampir dua dekade, termasuk di kalangan konsumen muda dan lebih beragam yang melakukan streaming setiap hari tetapi juga suka memiliki musik favorit mereka dalam format fisik," jelasnya.

[Gambas:Video CNN]



(mrh/sfr)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat