yoldash.net

Ragam Pilihan Investasi Syariah, Mana yang Paling Menjanjikan? - Halaman 2

Umat Islam jangan takut tidak bisa menginvestasikan uangnya karena khawatir tak sesuai syariat. Kini, banyak ragam instrumen investasi syariah tersedia.
Umat Islam jangan takut tidak bisa menginvestasikan uangnya karena khawatir tak sesuai syariat. Kini, banyak ragam instrumen investasi syariah tersedia. (Foto: iStock/prpicturesproduction)

4. Properti

Budi mengatakan properti seperti rumah dan apartemen bisa menjadi pilihan investasi halal. Investor bisa menyewakan aset properti tersebut.

Namun, kelemahannya adalah dari sisi likuiditas. Sebab, apabila investor membutuhkan dana cepat dalam jumlah besar, biasanya properti tidak dapat dengan cepat diubah menjadi dana likuid.

5. Logam mulia

Tak mau kalah, investasi pada instrumen logam mulia seperti emas tetap bisa menjadi pilihan. Apalagi, emas sudah dipercaya secara turun temurun sebagai instrumen investasi konvensional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, harganya juga relatif stabil dibanding instrumen investasi seperti saham. Emas juga mudah diperjualbelikan (cukup likuid).

Namun, kesulitannya adalah dari sisi penyimpanan. Kendati, saat ini masalah itu dapat diatasi dengan membeli emas digital atau dengan bentuk simpanan emas yang disediakan oleh lembaga resmi yang diawasi oleh OJK.

"Berbeda dengan properti, emas tidak memberikan pendapatan rutin seperti sewa. Jadi investor hanya mengharapkan harganya mengalami kenaikan semasa disimpan," kata Budi.

Terlepas dari semua pilihan investasi halal itu, Budi mengingatkan agar investor mempelajari terlebih dahulu masing-masing instrumen dan kesesuaiannya dengan kondisi keuangan, tujuan serta karakter.

Keuntungan Investasi Syariah

Perencana Keuangan Andy Nugroho mengungkapkan sejumlah keuntungan dari investasi syariah. Menurutnya, selain mendapat untuk secara materi investasi ini juga memberikan ketenangan pada jiwa.

"Peace of mind, karena berinvestasi di instrumen yang sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran agama Islam," ucapnya.

Selain itu, bila market mengalami crash, maka penurunan nilai investasinya tidak sedrastis investasi konvensional. Pasalnya, investasi syariah menghindari berinvestasi di instrumen yang mengandung unsur maysir (perjudian), gharar (tidak jelas praktik yang terjadi), haram, dan riba.

Di sisi lain, terdapat kerugian dari investasi syariah. Misalnya, bila market sedang bagus, biasanya kenaikan nilai investasinya tidak sebaik instrumentkonvensional karena menghindari instrumen yang mengandung unsur maysir, gharar, haram, dan riba tadi.

Adapun perbedaan mendasar dari investasi syariah dengan konvensional adalah pada produk-produk investasi syariah ada akad/perjanjian yang disepakati dahulu antara penjual dan pembeli.

Tak hanya itu, pada investasi syariah terdapat dewan pengawas syariah (DPS) yang merupakan perpanjangan tangan dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

"DPS ini bertugas untuk mengawasi operasional dan praktik investasi yang dijalankan oleh perusahaan yang menjual/memasarkan produk tersebut agar tetap sesuai dengan aturan-aturan agama Islam. Sementara di produk nonsyariah, kedua hal tersebut tidak ada," jelas Andy.

(pta/pta/bac)

HALAMAN:
1 2

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat