yoldash.net

Daftar Produk Ekspor Indonesia ke Afghanistan

BPS mencatat ekspor RI ke Afghanistan meroket 361,7 persen pada Agustus 2021 atau saat Taliban mengambil alih pemerintahan negara tersebut. Berikut rinciannya
BPS mencatat ekspor RI ke Afghanistan meroket 361,7 persen pada Agustus 2021 atau saat Taliban mengambil alih pemerintahan negara tersebut. Ilustrasi. (AP/Rahmat Gul).

Jakarta, Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut ekspor RI ke Afghanistan meroket 361,7 persen menjadi US$2,28 juta pada Agustus 2021.

Kendati begitu, Kepala BPS Margo Yuwono menilai kenaikan tersebut sulit dikaitkan dengan pengambilalihan kekuasaan di negara tersebut oleh kelompok Taliban. Sekedar mengingatkan, Pengambilalihan kekuasaan terjadi sejak 15 Agustus 2021.

Lantas, apa saja daftar produk ekspor RI ke Afghanistan?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data BPS, realisasi ekspor dari Indonesia ke Afghanistan meningkat tinggi berkat permintaan produk farmasi dengan nilai mencapai US$1 juta pada Agustus 2021.

Sementara pada bulan sebelumnya, sama sekali tidak ada ekspor produk farmasi ke negara tersebut.

"Agustus tinggi karena ekspor produk farmasi," kata Margo kepada Indonesia.com, Rabu (15/9).

Di sisi lain, ia menilai kenaikan realisasi ekspor juga meningkat tinggi karena nilai ekspor pada bulan sebelumnya jatuh cukup dalam, namun ia tidak mengetahui apa penyebabnya.

"Bisa juga karena Juni-Juli kebetulan rendah, tapi kalau dilihat kumulatif Januari-Agustus juga tidak terlalu besar. Jadi berdasarkan tren datanya, tidak ada yang istimewa dan terlihat wajar," jelasnya.

Tercatat pada Juni 2021, realisasi ekspor dari Indonesia ke Afghanistan sebesar US$676,47 ribu. Sementara pada Juli 2021 senilai US$495,28 ribu.

Secara kumulatif Januari-Agustus 2021, ekspor Indonesia ke Afghanistan mencapai US$10,31 juta. Nilai ekspor ini belum mencapai separuh realisasi tahun lalu, di mana jumlahnya mencapai US$21,38 juta pada Januari-Desember 2020.

Secara rinci, realisasi ekspor Indonesia ke Afghanistan terdiri dari produk farmasi senilai US$1 juta, buah-buahan US$768,2 ribu, sabun dan preparat pembersih US$123,19 ribu, minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik US$103,36 ribu, berbagai makanan olahan US$81,19 ribu, dan lainnya US$206,9 ribu.

Sebaliknya, BPS mencatat kinerja impor Indonesia dari Afghanistan justru menurun pada bulan lalu, namun belum ada rincian data dari kantor statistik. "Impor Indonesia dari Afghanistan turun 97,98 persen month-to-month," tandasnya.

Sebelumnya, Taliban telah menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan sejak pertengahan bulan lalu. Kelompok milisi itu mengambilalih kekuasaan dari pemerintahan Afghanistan yang sebelumnya dipimpin oleh Presiden Ashraf Ghani.

Namun, kekuasaan Taliban mendapat penolakan dari masyarakat, khususnya para perempuan. Sebab, Taliban mengekang perempuan, mulai dari cara berpakaian hingga aktivitas kerja.

(wel/agt)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat